Puisi: Kamar (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Kamar" menghadirkan perasaan cinta yang rumit, dengan kontras emosi dan warna yang menciptakan gambaran tentang keindahan dan ....
Kamar


Kalau aku menjenguk dari kamar ke kamar
Warna di mana pun sama: sakit dan kabur samar
Pedih karena panas yang menusuk kalbu
Kalau siang, kalau malam jingga kelabu

Apa yang lain dari cinta yang kena dera
Cinta tambah besar, sebab sendu tambah menderita
Dimana semua mata memandangku
Penuh sakit, penuh tanya di jalan buntu

Dari kamar ini kau akan makin tahu gairah pedih
Dari kamar itu kau makin tahu kebesaran suka
Depanmu kedua ini saling berciuman
Saling meruntuhkan, bagai mimpi jatuh terlalu siang.

1955

Sumber: Suara (1962)

Analisis Puisi:
Puisi "Kamar" adalah penggambaran yang kuat tentang perasaan cinta yang kompleks dan merasakan kepedihan serta penderitaan yang seringkali terkait dengan cinta.

Motif Warna: Penyair menggunakan warna sebagai motif dalam puisi ini untuk menciptakan suasana hati dan emosi yang mendalam. Warna-warna yang digunakan, seperti "sakit dan kabur samar" serta "jingga kelabu," menciptakan citra warna yang suram dan kontras, yang mencerminkan perasaan cinta yang rumit dan sulit dimengerti.

Kontras Emosi: Puisi ini menggambarkan kontras antara berbagai perasaan yang terkait dengan cinta. Penyair merujuk pada cinta yang "kena dera" dan "tambah besar" sekaligus "sendu tambah menderita." Ini mencerminkan perasaan kontradiktif yang seringkali muncul dalam hubungan cinta, seperti rasa bahagia dan kesedihan yang dapat berdampingan.

Konsep Penderitaan: Puisi ini menyentuh konsep penderitaan yang terkait dengan cinta. Penyair menggambarkan perasaan "sakit" dan "pedih" yang menusuk hati, serta pertanyaan-pertanyaan yang menghantui ("Penuh sakit, penuh tanya di jalan buntu"). Ini menciptakan gambaran tentang ketidakpastian dan kebingungan yang seringkali terjadi dalam hubungan cinta.

Kamar sebagai Metafora: Puisi ini menggunakan "kamar" sebagai metafora untuk menggambarkan perasaan cinta yang intim dan pribadi. Kamar dapat diartikan sebagai ruang batin di mana perasaan-perasaan yang dalam dan pribadi diungkapkan. Penggambaran "saling berciuman" dan "saling meruntuhkan" dalam kamar menciptakan citra hubungan cinta yang intens dan penuh gairah.

Bentuk Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana namun kuat dalam merangkai kata-kata dan emosi. Stilistik penggunaan kata-kata yang kuat dan citra warna yang kontras menghasilkan puisi yang menggugah emosi pembaca.

Puisi "Kamar" menghadirkan perasaan cinta yang rumit, dengan kontras emosi dan warna yang menciptakan gambaran tentang keindahan dan penderitaan dalam hubungan cinta. Ini adalah puisi yang memadukan bahasa yang kuat dengan pemikiran mendalam tentang cinta dan perasaan manusia.

Puisi: Kamar
Puisi: Kamar
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.