Puisi: Kawan (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Kawan" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan pertemuan singkat antara penyair dengan seseorang yang ditemuinya di malam yang gelap.
Kawan

Biasanya dia berjalan malam-malam
Menggigil karena angin terlalu tajam
Orang-orang memandangnya dengan membelalak
Tapi aku tidak

Apa yang tak memikatnya sampai ke hati
Lampu dan bintang-bintang menyala tinggi
Matanya sayu membelai semua yang berjalan
Perempuan-perempuan, anak-anak berkejaran

Kalau malam putus asa tambah menurun
langkahnya pun bertambah berat berembun
Kadang-kadang dia berhenti, melihat padaku
Kami sama-sama tersenyum pahit pilu

Aku tak perlu tahu dia siapa
Tapi kami pernah sama mencintai malam
Aku dan dia tak ada bedanya
Hidup keras indah menari depan mata.

Sumber: Etsa (1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Kawan" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan singkat antara penyair dengan seseorang yang ditemuinya di malam yang gelap. Dalam puisi ini, kita dapat menemukan beberapa elemen penting yang menghadirkan gambaran yang mendalam tentang hubungan manusia dengan lingkungannya.

Kesendirian Malam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana malam yang sepi dan sejuk. Malam menjadi latar belakang yang penting dalam puisi ini dan menciptakan suasana yang mendalam. Penyair menekankan dinginnya malam dengan menggambarkan seseorang yang "Menggigil karena angin terlalu tajam." Ini mungkin mencerminkan perasaan kesendirian dan ketidakpastian dalam hidup.

Tidak Terpengaruh oleh Penilaian Orang Lain: Penyair mencatat bahwa meskipun orang-orang memandangnya dengan heran, penyair tidak merasa demikian. Ini menunjukkan bahwa penyair memahami dan menerima individu ini tanpa menghakimi atau memprediksi.

Keindahan di Malam Hari: Meskipun malam dapat terasa dingin dan gelap, penyair menemukan keindahan dalam suasana ini. Lampu dan bintang-bintang yang bersinar tinggi menciptakan kontras dengan kesendirian yang dirasakan oleh individu yang ditemuinya.

Persahabatan yang Singkat: Puisi ini menggambarkan pertemuan singkat antara penyair dan individu yang ditemuinya di malam hari. Meskipun mereka mungkin tidak tahu satu sama lain, mereka memiliki pengalaman bersama yang mengikat mereka, khususnya dalam cinta terhadap malam.

Hidup adalah Indah: Penyair menyimpulkan puisi ini dengan mengatakan, "Hidup keras indah menari depan mata." Ini bisa diartikan bahwa meskipun hidup mungkin sulit dan penuh dengan ketidakpastian, ada keindahan dalam setiap momen, termasuk pertemuan singkat seperti ini.

Secara keseluruhan, "Kawan" adalah puisi yang merenungkan tentang hubungan antara manusia dan lingkungan sekitarnya, serta keindahan yang dapat ditemukan dalam setiap momen, bahkan yang singkat dan sederhana. Puisi ini menggambarkan kesetaraan dan pengertian terhadap individu yang mungkin tidak kita kenal, namun memiliki pengalaman bersama yang berarti dalam hidup.

Puisi: Kawan
Puisi: Kawan
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.