Puisi: Kurban (Karya Iswadi Pratama)
Puisi: Kurban
Karya: Iswadi Pratama
Kurban (1)
Makin putih engkau kini
pisau yang pernah berjaya
mencipta liang luka di tubuhku
kukira telah padam hasratmu
setelah punah darah
setelah belulang belaka padaku
betapa bersinarnya engkau ketika itu
betapa terbujurnya aku
engkau tangkas mengupas
fasih mengemas
nyeri hingga ke ulu hati
memang pernah aku cemas
rasa sakit tak mau tuntas
tapi tak sekali gentar aku
pada sangar hasratmu
terhadap meling-runcingmu
sungguh, tak kutundukkan mataku
berilah aku jeda sebentar
hendak kuterangkan kulitku
akan kupejalkan daging-dagingku
agar lebih mujur nasibmu
Kurban (2)
Kami tahu,
ini bukan pertarungan
melainkan pembantaian
Kami hanya akan menetapkan suatu ukuran
tentang seberapa keji sebuah tikaman
seberapa perih sayatan
ia akan terseok seperti dulu
bersimbah luka melulu
tapi ia akan sembuh dan kembali dipersiapkan
Kami datang untuk selalu memastikan
masing-masing makin matang
Kurban (3)
jangan gegabah menduganya
ia tak belajar sabar semata
tak cuma mahir bertahan atas luka
ia makin waspada dan tak terkira
setelah berulang kali kurajang ia
tak kudengar lagi raung regang
atau sekadar sedu
hanya hening menggema
kukira ia akan tak tersentuh kini
meski aku telah sehalus cahaya.
Juli, 2011
Karya: Iswadi Pratama