Puisi: Pada Sangkala (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Pada Sangkala" karya Toto Sudarto Bachtiar mengungkapkan ketidakpuasan, ketidaksetujuan, dan perasaan terkekang terhadap sesuatu yang ....
Pada Sangkala

Akan selalu terdengar keluh panjang terhadapmu
Gangguan yang selalu membatas arwah kami
Akan selalu terdengar kutuk hina terhadapmu
Karena bersekutu dengan yang kami benci

Mana ada sempat, bicara dengan diri sendiri
Kapan akan terdengar suara jiwa, suara sanubari
Kepunyaanku, kepunyaan mereka bersama
Kami sesak karena jangkauan tanganmu

Bila kita terjebak olehmu
Kami tak sempat memilih kata pisah sebaik-baiknya
Begitu terang jalan yang menuju keruntuhan
Begitu kelam dunia yang kami hadapi

Kau tak tahu bagaimana merasakan
Tingkat demi tingkat di atas tangga
Talu-bertalu paku yang menembus tubuh
Apa arti darah dan gairah hidup

Seandainya kamu tak ada di dunia kami
Kamipun tak tahu dimensi keempat dan jalan
Tapi akan selalu terdengar olehmu
Keluh panjang dan kutuk yang paling hina.

1955

Sumber: Suara (1962)

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Sangkala" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan emosi, keluh kesah, dan kritik terhadap kondisi yang tidak diinginkan. Puisi ini membahas perasaan orang-orang terhadap sesuatu yang mereka anggap sebagai gangguan, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi hidup mereka.

Keluhan dan Kritik: Puisi ini dimulai dengan nada keluhan yang kuat terhadap sesuatu yang dianggap sebagai gangguan atau hambatan bagi mereka. Penyair menggunakan kata-kata seperti "keluh panjang," "kutuk hina," dan "gangguan" untuk menyatakan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan terhadap situasi tertentu.

Perasaan Terkekang: Puisi ini menggambarkan perasaan terkekang atau terbatas oleh hal yang menjadi sumber keluhan. Mereka merasa bahwa hal tersebut menghalangi kebebasan mereka dan merampas kemampuan untuk berbicara dan berpikir dengan bebas.

Kritik Terhadap Keputusan dan Tindakan: Penyair menyampaikan kritik terhadap orang atau keputusan tertentu yang dianggap sebagai penyebab masalah. Mereka menggambarkan bahwa jika hal tersebut tidak ada, mereka akan memiliki kebebasan dan pilihan yang lebih besar.

Makna Darah dan Gairah Hidup: Puisi ini mengungkapkan makna darah sebagai simbol kehidupan dan gairah. Darah digunakan sebagai metafora untuk menunjukkan betapa pentingnya kebebasan dan perjuangan dalam hidup.

Ketidakpengertian dan Kebingungan: Penyair juga menggambarkan ketidakpengertian dan kebingungan yang mereka rasakan terhadap situasi ini. Mereka merasa tidak tahu bagaimana merasakan atau bagaimana menghadapi masalah ini.

Kekuatan Emosional: Puisi ini penuh dengan kekuatan emosional, yang tercermin dalam penggunaan kata-kata yang kuat dan gambaran yang dramatis. Ini menciptakan citra yang kuat dalam pikiran pembaca.

Secara keseluruhan, "Pada Sangkala" adalah puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan, ketidaksetujuan, dan perasaan terkekang terhadap sesuatu yang menjadi masalah dalam kehidupan penyair. Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menyampaikan pesan dan emosi dengan efektif.

Puisi: Pada Sangkala
Puisi: Pada Sangkala
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.