Puisi: Rumah (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Rumah" karya Toto Sudarto Bachtiar merenungkan tentang makna rumah, kehilangan, cinta, dan pertimbangan tentang tempat kita pulang.
Rumah

Kulihat dari cahya bulan di perkarangan
Serambiku kelam dan berudara sepi
Tidak ada suara, dada pula bayangan
Kecuali sahabatku, semuanya pergi

Terkadang terasa perlunya ke rumah
Atau terasa perlunya tak pulang ke rumah
Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya
Di rumahku besar sekali nubuah sebuah kisah

Kalau aku tiba terdengar suara berdetak tiba-tiba
Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara
Tanpa tekanan yang mendesak atau tinggi hati
Alangkah cintanya dia padaku

Terkadang sebelum masuk rumah
Aku melihat ke atap dan bertanya-tanya
Adakah dia di dalam, masihkah dia cinta
Alangkah besar rasanya hidup, bila hatiku tak gelisah.

Sumber: Etsa (1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Rumah" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan makna dan perasaan yang terkait dengan konsep rumah. Puisi ini membawa pembaca ke dalam pikiran penyair yang merenungkan rumahnya dan apa yang rumah tersebut artikan baginya.

Pandangan Bulan: Puisi ini dibuka dengan deskripsi penyair yang melihat ke luar dari rumahnya pada malam hari, dengan menatap cahaya bulan di perkarangan. Ini menciptakan suasana yang tenang dan penuh introspeksi.

Keadaan Rumah: Puisi ini menciptakan gambaran tentang rumah penyair sebagai tempat yang gelap, sepi, dan tanpa suara. Hal ini bisa mencerminkan perasaan kesendirian atau ketenangan yang ditemukan dalam rumah.

Kehilangan: Puisi ini menciptakan perasaan kehilangan, dengan menyatakan bahwa semua kecuali "sahabatku" telah pergi. Ini bisa diartikan bahwa rumah adalah tempat di mana penyair merasa nyaman dan berharap orang-orang yang pergi akan kembali.

Makna Rumah: Penyair merenungkan makna rumah dan pertanyaan apakah ada perlunya pulang ke rumah atau tidak. Ini mencerminkan pertimbangan manusia tentang rumah sebagai tempat perlindungan, kenangan, dan kedekatan dengan orang-orang yang dikasihi.

Hubungan dengan Sahabat: Puisi ini mengungkapkan cinta dan hubungan yang mendalam dengan "sahabatku." Ini bisa merujuk pada orang yang tinggal di rumah tersebut atau pada rumah itu sendiri, yang dianggap sebagai sahabat setia penyair.

Ketidakpastian Hidup: Puisi ini menggambarkan perasaan gelisah dan pertanyaan tentang keberlanjutan hubungan dengan rumah dan orang-orang yang dikasihi. Ini mencerminkan perasaan ketidakpastian yang sering kita hadapi dalam hidup.

Secara keseluruhan, "Rumah" adalah sebuah puisi introspektif yang menggambarkan rumah sebagai tempat penting dalam kehidupan penyair. Puisi ini merenungkan tentang makna rumah, kehilangan, cinta, dan pertimbangan tentang tempat kita pulang.

Puisi: Rumah
Puisi: Rumah
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.