Puisi: Burung-Burung Bersarang di dalam Sajakku (Karya Ahmad Nurullah)

Puisi: Burung-burung Bersarang di dalam Sajakku Karya: Ahmad Nurullah
Burung-Burung Bersarang di Dalam Sajakku


Itulah peristiwa paling penting yang amat menentukan
jalan hidupku. Mengekalkan takdirku. Yakni:
Pada suatu sore, ketika kugubah sepotong sajak,
dan kupacak sederet citraan pohon di sepanjang
tepi sungai, dari luar jendela burung-burung berhambur
dan membangun sarang di situ. Di dalam sajakku.

Seketika kehidupan di tepi sungai itu ramai
Pepohonan bergegas tumbuh. Juga rerumput, semak,
belukar. Sepanjang hari burung-burung itu nyaring
berkicau. Menyuapi anak-anak mereka yang
bercericit riang: menagih ulat dan biji-bijian.

Waktu bergerak. Kehidupan di dalam sajakku mekar
Sungai itu deras mengalir. Airnya yang bening
bergericik ramai. Berdentang, bagai musik orkestral -
merayakan kemurnian hidup dan keasrian hutan

Dari sebuah titik di cakrawala, sungai itu tampak
melengkung - menipis di kejauhan,
lalu mematahkan ekornya di batas kertas
Di jeramnya ikan-ikan bertelur, berbiak -
mengasuh anak-anak mereka yang berenang-renang
di rongga-rongga batu cadas

Sunyi. Seperti di pagi-pagi kemarin
matahari menyembul di ujung lanskap
Semburat cahayanya yang merah
melumuri pinggang gunung, ladang, persawahan -
menguak perbukitan.

Jauh di kaki cakrawala,
rombongan satwa berbaris:
jerapah, pelanduk, zebra
Gadis-gadis kecil berlari-lari riang
Mereka anak-anak petani, agaknya -
penduduk asli yang tinggal di ujung desa.

Muak hidup berkerubung kabut di negeriku,
aku pun pergi – mengungsi ke dalam sajakku:
kawin, dan berbiak,
dan aku malas pulang
Sampai sekarang.


Jakarta, 2005

Sumber: Setelah Hari Keenam (2011)

Ahmad Nurullah
Puisi: Burung-Burung Bersarang di dalam Sajakku
Karya: Ahmad Nurullah

Biodata Ahmad Nurullah:
  • Ahmad Nurullah (penulis puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra) lahir pada tanggal 10 November 1964 di Sumenep, Madura, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.