Analisis Puisi:
Puisi "Ciuman Bibirku yang Kelabu" karya Mardi Luhung adalah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran metaforis dan meditasi filosofis tentang pencarian identitas dan makna kehidupan.
Metafora Bangunan dan Dinding: Penyair menggunakan metafora bangunan batu yang tebal dan dinding sebagai representasi perjalanan hidup dan perjuangan pribadi. Dinding tersebut menjadi simbol hambatan dan ketidakmampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, sementara ciuman bibir yang kelabu mencerminkan keputusasaan atau kesulitan dalam mengekspresikan perasaan.
Citra Alam dan Mitos: Dalam puisi ini, terdapat penggunaan citra alam, seperti sungai, gunung, dan langit, yang melambangkan kekuatan alam dan keberadaan yang lebih besar dari diri manusia. Mitos dan legenda, seperti keraton hilang dan duyung, juga digunakan untuk menambah lapisan makna dan kedalaman dalam karya ini.
Pertanyaan Filosofis: Penyair mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang kompleks tentang makna kehidupan, keberadaan, dan identitas. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan kebingungan dan pencarian akan hakikat eksistensi manusia dalam alam semesta yang luas.
Desakan Emosional: Puisi ini juga mengandung desakan emosional yang kuat, terutama dalam ungkapan rasa penyesalan, keputusasaan, dan keinginan untuk menyatukan diri dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Desakan ini tercermin dalam ungkapan keinginan untuk mencapai keraton hilang dan beranak tujuh puluh dua duyung, yang mungkin menjadi simbol kesempurnaan atau kebahagiaan.
Gaya Bahasa dan Imajinatif: Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini sangat imajinatif dan mengandung banyak metafora dan simbol. Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan gambaran-gambaran yang kuat untuk mengekspresikan kompleksitas pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya ini.
Puisi "Ciuman Bibirku yang Kelabu" karya Mardi Luhung adalah karya yang memikat dengan penggunaan bahasa yang kaya dan imajinatif, serta meditasi filosofis yang mendalam tentang kehidupan dan keberadaan. Melalui gambaran-gambaran metaforis dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan hakikat eksistensi manusia dalam alam semesta yang penuh misteri.
Puisi: Ciuman Bibirku yang Kelabu
Karya: Mardi Luhung
Karya: Mardi Luhung
Biodata Mardi Luhung:
- Mardi Luhung lahir pada tanggal pada 5 Maret 1965 di Gresik, Jawa Timur.