Puisi: Di Depan Patung Garam Men Brayut (Karya Sindu Putra)
Puisi: Di Depan Patung Garam Men Brayut
Karya: Sindu Putra
Di Depan Patung Garam Men Brayut
ceritakan lagi padaku, Ibu...
anak-anakmu yang tidak akan pernah kembali
bukankah kau
adalah ibu dari lima pandawa...
dan bukankah kau juga
adalah ibu dari seratus korawa...
hingga kini
kau hanya mengakui
melahirkan empat anak
anak-anak yang menyusu
di tubuhmu, seumur hidup:
wayan kaja
menghilangkan diri ke gunung
mencari puncak senyap
mencari kepundan kosong
mencari kaldera hampa
made kangin
menutup mata
mematikan mata api matahari
berjalan dalam gelap
membuka pintu cahaya
nyoman kelod
menghanyutkan diri ke laut lepas
menyelam sejauh palung paling
rahasia rahasia segitiga: lahir-hidup-mati
ketut kauh
menempuh megatruh
bulan sabit, bintang padam, matahari gerhana
di separuh waktu
menempuh megatruh waktu paruh
ceritakan perihal anak-anakmu, Ibu
cerita tentang penjaga empat penjuru angin
angin timur laut, angin tenggara
angin barat daya, angin barat laut
anak-anakmu yang berangkat ke satu arah
namun tak pernah kembali dari arah yang sama.
Puisi: Di Depan Patung Garam Men Brayut
Karya: Sindu Putra