Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Naga (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi: Naga Karya: Arif Bagus Prasetyo
Naga

Terbang. Terkam aku dalam igaumu!

Naga: seringan taklimat perang, bergulung sepanjang petang,
denting logam
hari-hari yang bertarung di angkasa. Kusaksikan tameng-tameng
cakrawala
tergelimpang. Sayap-sayap. Sepasang dayung terayun kencang

meluncurkan lesung perak yang memecah ke arahmu, gugup
menyinggung mendung, batas langit yang tenggelam, mengerang
bagai layar-layar hujan, terentang penuh, menampar buih yang

kadang gaduh. Kadang bimbang. Dan menghilang
atau curah memerahi matahari pelupukku yang mengambang
sepenggalah, pada punggung lembut laut.

Matahari-matahari:
Desir cermin kata-hati.
Ludah pasir disemburkan
paruh burung-burung buta
yang terlepas dari
lengas. Dari cemas
cahaya silam
dan sisik tasik
mata kakimu.

Di jantungku kau menyelam. Menyeringai dan meraung
dalam tidur seseorang yang terbaring pada pasang. Bugil badan
berkilauan, menggelepar mandi garam dan disambar

kelenjarnya dengan taring-taring lumut di mulutmu.
Hingga sesat mata kail jadi ngeri membayangkan
gigil rahang: bagaimana gusi pecah

bibir hancur menjilati girang hidup yang mencekam. Lezat lidah
yang menari, terbang tinggi, mencengkeram bahang nadi
kata-hati yang terhunjam lembing lanun di jantungmu.

1998

Sumber: Memento (2009)

Arif Bagus Prasetyo
Puisi: Naga
Karya: Arif Bagus Prasetyo
© Sepenuhnya. All rights reserved.