Puisi: Panorama Kolam (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi: Panorama Kolam Karya: Arif Bagus Prasetyo
Panorama Kolam (1)


“Dan kecemasanku mencemari seluruh kolam, Tuhan!”

Bangkai kapal, serpih darah dan air mata
Hitam. Kefanaan mengambang di mana-mana.
Kurasakan jemari kabut kian dekat ke tepi, membelit
Bagai akar suluran menua di sepanjang tembok
Perbukitan

- merayap, menggelayut, berjuntaian
membawa racun bagi ikan-ikan di kolam yang senantiasa
Gaduh. Ketika sayap senja meleleh
Dan bayang-bayang hujan pun larut
Hanyut......
Berserak menjauhi sumber.


Panorama Kolam (2)


Fenomena apakah yang mengeram di bawah reruntuh
Batu-batu? Kesunyiankah, atau kengerian yang diam-diam
Ditumbuhkan pohon-pohon air, dalam gemetar musim?
Di seberang sana, sepasang unggas merah masih saling menatap
Antara keinginan bercinta dan semacam kesia-siaan
Yang dalam..........

- perasaan seperti setiap kali kita menyaksikan ikan-ikan
 terlepas
Dan beterjunan ke mulut kolam.


Panorama Kolam (3)



Kini kusangsikan segala, kusangsikan!
Juga ketinggian menara azan yang tak pernah henti
menggali kolam cahayaMu
Juga kepasrahan yang tiba-tiba menggenang di wajah
para pembunuh itu, dalam ritus pertobatan semalam.
Kini, Engkau hanya ingin menyelam dan minum dari
air yang berpijar seperti asap tubuhku
Kini!
Aku hanya ingin berenang-renang dalam kolam sambil
menjilati pasir dan lumutan di tubuhMu dengan otakku merah
hatiku merah jiwaku merah siripku merah ekorku merah insangku merah
doaku merah…

Lalu (mungkin) kita akan susut, memercik dan
diuapkan matahari
- dilupakan kolam.

1994

Puisi: Panorama Kolam
Puisi: Panorama Kolam
Karya: Arif Bagus Prasetyo
© Sepenuhnya. All rights reserved.