Puisi: Sajak Tiga Peringatan (Karya Arahmaiani)

Puisi "Sajak Tiga Peringatan" karya Arahmaiani menggambarkan kenyataan sosial dan politik yang penuh tantangan. Melalui tiga peringatan yang ...
Sajak Tiga Peringatan


Terhimpit kemiskinan dan penindasan
Manusia akan berusaha menjawabnya

Apabila Negara bijaksana
Menyediakan lowongan kerja dan kesempatan bicara
Juga orang kaya mau membagikan sebagian hartanya
Kedamaian akan terjaga

Namun apabila tak ada yang peduli
Dan orang-orang papa dicekik kemelaratan
Ditekan kehinaan
Hidup sudah pasti akan jadi neraka bagi siapa saja

Tak usah kaget dan kecewa
Apabila menyaksikan pemuda tamatan SLA
Menggorong leher tetangganya yang kaya
Ataupun mendapati perawan
Menjajakan tubuhnya di jalan raya

Tak usah marah dan terluka
Apabila melihat orang-orang melibatkan diri
Ke dalam pemerasan dan penipuan
Mempertaruhkan miliknya dalam perjudian
Ataupun melilit dirinya dengan hutang-hutang

Juga tak perlu merasa heran dan teraniaya
Apabila orang-orang menjadi liar tak mematuhi aturan
Lalu menjadi ganas seperti binatang
Dan akhirnya melakukan pemberontakan.

Jakarta, 1989

Sumber: Roh Terasing (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Tiga Peringatan" karya Arahmaiani menggambarkan kenyataan sosial dan politik yang penuh tantangan. Melalui tiga peringatan yang disampaikan dalam puisi ini, penyair menyoroti ketidaksetaraan, kemiskinan, dan penindasan yang dihadapi oleh masyarakat.

Tantangan Kemiskinan dan Penindasan: Puisi ini membuka dengan menyatakan bahwa manusia akan berusaha menjawab tantangan kemiskinan dan penindasan. Ini menciptakan gambaran masyarakat yang berjuang untuk mengatasi kondisi sulit dan ketidakadilan sosial.

Harapan terhadap Kebijakan dan Keadilan: Dalam bait kedua, penyair menyebutkan bahwa apabila negara bijaksana, menyediakan lowongan kerja, dan orang kaya mau berbagi, maka kedamaian akan terjaga. Puisi ini mencerminkan harapan terhadap kebijakan yang mendukung keadilan sosial dan pemberdayaan ekonomi.

Ketidakpedulian dan Dampaknya: Puisi juga menyoroti dampak ketidakpedulian terhadap papa yang hidup dalam kemelaratan. Ketidakpedulian terhadap kemiskinan dan penindasan dijelaskan sebagai suatu keadaan yang dapat mengubah hidup menjadi neraka.

Realitas Sosial yang Pahit: Penyair mengekspresikan pahitnya realitas sosial melalui gambaran pemuda yang menggorong leher tetangganya yang kaya, perawan yang menjajakan dirinya di jalan raya, dan orang-orang terlibat dalam pemerasan dan penipuan. Ini menciptakan citra-citra yang kuat dan menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh berbagai kelompok dalam masyarakat.

Lingkaran Kekerasan dan Pemberontakan: Puisi diakhiri dengan menyatakan bahwa masyarakat mungkin menjadi ganas dan melakukan pemberontakan jika terus menerus diabaikan dan ditekan. Hal ini menggambarkan suatu lingkaran kekerasan dan ketidakadilan yang dapat memicu reaksi keras dari masyarakat.

Puisi "Sajak Tiga Peringatan" bukan hanya puisi, tetapi juga seruan untuk refleksi dan aksi terhadap ketidaksetaraan dan penindasan. Arahmaiani menciptakan karya yang penuh emosi, menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi sosial yang memerlukan perubahan dan keadilan. Puisi ini menantang pembaca untuk membuka mata terhadap realitas sosial yang sulit, dan bertindak untuk menciptakan perubahan positif.

Arahmaiani
Puisi: Sajak Tiga Peringatan
Karya: Arahmaiani

Biodata Arahmaiani:
  • Arahmaiani lahir pada tanggal 21 Mei 1961 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.