Puisi: Golekan (Karya Gunawan Maryanto)

Puisi "Golekan" karya Gunawan Maryanto menggambarkan sebuah situasi yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam tentang kesadaran, kehilangan, ...
Golekan

wayang di sebelah sudah selesai
kayon diselesaikan di tengah azan
mungkin kau sudah bangun
dan pelan-pelan menyadari
bayangmu telah lari pergi
tak ada rajah
yang perlu dibaca lagi

sementara dua boneka kayu
—sepasang kekasih kaku
menari diburu waktu.

Jogja, 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Golekan" karya Gunawan Maryanto adalah sebuah karya yang menggambarkan sebuah situasi yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam tentang kesadaran, kehilangan, dan kekakuan hubungan manusia. Melalui penggunaan bahasa yang padat dan penuh makna, puisi ini mengekspresikan perasaan yang terkait dengan wayang, kehidupan, dan relasi manusia.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kesadaran diri, kehilangan, dan kekakuan hubungan antar manusia. Gunawan Maryanto menggunakan simbolisme wayang dan boneka kayu untuk menggambarkan relasi manusia yang terkadang kaku dan terjebak dalam waktu.

Gaya Bahasa

Gunawan Maryanto menggunakan berbagai perangkat sastra untuk memperkuat pesan dalam puisinya:

Simbolisme:
  • "Wayang di sebelah sudah selesai" dan "kayon diselesaikan di tengah azan" menggambarkan akhir dari sebuah pertunjukan atau sebuah fase dalam kehidupan. Kayon, yang merupakan simbol alam semesta dalam pewayangan, diselesaikan bertepatan dengan azan, memberikan nuansa spiritual dan transisi.
  • "Dua boneka kayu" melambangkan sepasang kekasih yang kaku, menunjukkan bagaimana hubungan antar manusia bisa menjadi stagnan dan kehilangan vitalitas.
Metafora:
  • "Bayangmu telah lari pergi" adalah metafora untuk kesadaran diri yang hilang atau rasa identitas yang memudar. Ini bisa berarti kehilangan arah atau tujuan dalam hidup.
  • "Menari diburu waktu" menggambarkan bagaimana manusia, meskipun terjebak dalam kekakuan, tetap berusaha untuk bergerak dan hidup di bawah tekanan waktu yang terus berjalan.
Diksi dan Suasana:
  • Penggunaan kata-kata seperti "kayon," "azan," "raja," dan "boneka kayu" menciptakan suasana tradisional dan spiritual.
  • Diksi yang digunakan juga memberikan kesan kekakuan dan kehilangan, misalnya "kaku," "lari pergi," dan "tak ada raja."

Makna

Puisi ini mengandung makna yang mendalam tentang kesadaran diri, kehilangan, dan hubungan manusia:
  1. Kesadaran Diri dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan momen kesadaran ketika seseorang bangun dan menyadari bahwa bayangannya telah pergi. Ini bisa diartikan sebagai kehilangan identitas atau arah dalam hidup. Kehilangan ini digambarkan dengan cara yang subtil namun mendalam, menunjukkan betapa pentingnya kesadaran diri dalam kehidupan.
  2. Kekakuan Hubungan Manusia: Sepasang boneka kayu yang kaku menari diburu waktu menggambarkan hubungan manusia yang sering kali menjadi stagnan dan kaku. Meski demikian, ada usaha untuk tetap bergerak dan menari meskipun diburu oleh waktu, menunjukkan perjuangan untuk mempertahankan vitalitas dan kehangatan dalam hubungan.
  3. Simbolisme Wayang: Penggunaan wayang dan kayon dalam puisi ini memberikan nuansa budaya dan spiritual yang kuat. Wayang sebagai simbol dari cerita hidup dan kayon sebagai simbol alam semesta memberikan kedalaman pada puisi ini, menunjukkan bagaimana kehidupan manusia adalah bagian dari cerita yang lebih besar dan kompleks.
Puisi "Golekan" karya Gunawan Maryanto adalah puisi yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam tentang kesadaran diri, kehilangan, dan kekakuan hubungan manusia. Melalui penggunaan simbol wayang, boneka kayu, dan diksi yang kaya, puisi ini menggambarkan bagaimana manusia menghadapi kehilangan identitas dan kekakuan dalam hubungan mereka. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kesadaran diri dan bagaimana waktu mempengaruhi hubungan dan kehidupan manusia. Gunawan Maryanto dengan cermat menyusun kata-kata untuk menciptakan suasana yang penuh makna dan reflektif.

Gunawan Maryanto
Puisi: Golekan
Karya: Gunawan Maryanto
Biodata Gunawan Maryanto:
  • Gunawan Maryanto lahir pada tanggal 10 April 1976 di Yogyakarta, Indonesia.
  • Gunawan Maryanto meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 2021 (pada usia 45 tahun) di Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.