Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Samadi (Karya Gunawan Maryanto)

Puisi "Samadi" karya Gunawan Maryanto adalah sebuah penggambaran puitis tentang perasaan dan hubungan yang mendalam dengan tempat, kenangan, dan .....
Samadi

Berdiam di rumahmu
seperti berdiam di dalam tubuhmu
(Sesepi inikah kamu)
Angin mati di beranda
terguling bersama kucing-kucing
Waktunya merayap di dinding
melahapnya menjadi kenangan
Berkeping-keping
Dan aku cuma Ciptoning

Sendirian aku berkelana
menyusuri ruang-ruang tubuhmu
membaca benda-benda
yang tumbuh di sana
(Jadi begini kamu menata sepi?)
Bunga-bunga kaca di ruang tamu
sedikit memantulkan cahaya lampu
gerabah kasongan menyimpan
kedinginanmu,  boneka-boneka rusia
beranak pinak diam-diam, botol
botol kaca beraneka warna berisi air
matamu, patung-patung bintang dari
keramik berjajar menjaga
kesedihanmu, dan sejumlah foto
yang berusaha mengabadikan
peristiwa

Inilah rumahmu yang demikian kamu cintai
Seperti kamu mencintai tubuhmu sendiri
yang menyimpan bau hutan Dandaka
di mana Rama mengejar Kijang Kencana

Kini aku berada di sana
Duduk di tempat kamu duduk
Menepi di tempat kamu menepi
Menangis di mana kamu biasa menangis.


Jogja, 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Samadi" karya Gunawan Maryanto adalah sebuah penggambaran puitis tentang perasaan dan hubungan yang mendalam dengan tempat, kenangan, dan keintiman. Melalui gambaran rumah dan tubuh, puisi ini menyampaikan pemahaman yang lebih dalam tentang koneksi emosional dan pengalaman manusia.

Rumah Sebagai Tubuh: Puisi ini menggambarkan rumah sebagai metafora untuk tubuh, menghubungkan rumah dengan identitas pribadi dan hubungan yang intim. Perbandingan ini menciptakan hubungan yang kuat antara tempat fisik dan pengalaman emosional.

Angin Mati dan Kucing-Kucing: Gambaran angin mati di beranda yang terguling bersama kucing-kucing menciptakan suasana sepi dan melankolis. Ini mencerminkan perasaan kesunyian dan kehilangan, menggambarkan bagaimana waktu meresapi tempat dengan kehadiran yang sepi.

Merayap di Dinding dan Kenangan: Waktu digambarkan merayap di dinding dan melahapnya menjadi kenangan berkeping-keping. Ini menciptakan gambaran visual dan sensoris tentang pengalaman memori dan waktu. Kenangan dan pengalaman masa lalu terjalin erat dengan ruang dan tempat.

Elemen-Elemen dalam Ruangan: Deskripsi elemen-elemen dalam rumah, seperti bunga-bunga kaca, gerabah kasongan, boneka rusia, dan botol kaca beraneka warna, memberikan gambaran tentang karakteristik dan ciri khas rumah. Setiap elemen ini menciptakan lapisan pengalaman dan kenangan.

Rumah yang Dicintai: Penggambaran rumah yang dicintai seperti tubuh sendiri menggambarkan ikatan emosional yang kuat dengan tempat itu. Rumah dipersonifikasikan sebagai tempat yang memiliki "bau hutan Dandaka," menggambarkan aroma alam yang mendalam.

Keintiman dan Identitas: Puisi ini menciptakan gambaran tentang keintiman dan keterikatan dengan tempat, pengalaman, dan kenangan. Penutur puisi merasakan kehadiran dan perasaan pemilik rumah, seperti duduk di tempat yang sama, menepi, dan bahkan menangis di tempat-tempat khusus dalam rumah tersebut.

Puisi "Samadi" oleh Gunawan Maryanto adalah sebuah penggambaran yang puitis tentang hubungan manusia dengan rumah, kenangan, dan perasaan. Melalui penggunaan gambaran fisik dan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan rasa keintiman, pengalaman emosional, dan hubungan yang mendalam dengan tempat.

Gunawan Maryanto
Puisi: Samadi
Karya: Gunawan Maryanto
Biodata Gunawan Maryanto:
  • Gunawan Maryanto lahir pada tanggal 10 April 1976 di Yogyakarta, Indonesia.
  • Gunawan Maryanto meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 2021 (pada usia 45 tahun) di Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.