Subuh yang Hangat
di subuh yang hangat, kalian datang menyerang
dengan senapan yang siap menyalak
lalu subuh itu pun berubah hujan
- hujan airmata,
dan darah -
tapi kematian amatlah syahdu,
sangat dirindu saat perjalanan
menuju senyum-Mu
maka apalah arti kematian,
tanpa bertempur
sebab kami
tak dibekali senjata?
apakah orang-orang sedunia
lalu tak akan mengecam kalian:
mengutuk kebiadaban kalian?
lalu kami ditahan
barang-barang kami kalian rampas,
lantas pantaskah kami
menyebut kalian
perompak?
1 Juni 2010
Puisi: Subuh yang Hangat
Karya: Isbedy Stiawan ZS