Puisi: Alamak (Karya Sri Hartati)

Puisi: Alamak Karya: Sri Hartati
Alamak


Mereka yang kini tidak dicampak
karena sudah camkan di otak
bila tak mau jadi lantak
turuti saja semua kehendak
patahkan hasrat berontak
dan jangan coba menghentak
sebab “orang-orang lapar” tak suka gertak
tapi langsung menetak
lalu menyepak

Sedangkan

Mereka yang kini terkapar
karena prinsip yang harus mereka bayar
seharga lekangnya gentar
namun mereka tetap tegar
menggelitik kepedulian “orang-orang lapar”
meruyak maraknya kedigdayaan digelar
mengusik pemburu pengaruh yang kian gencar

Tetapi

Mereka yang kini tidak dicampak
mereka yang kini terkapar
sekarang sama harus melabuh hati retak
agar hidup mereka tak kian menggelepar


23 November 1987

Puisi: Alamak
Puisi: Alamak
Karya: Sri Hartati

Sri Hartati lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 3 Desember 1954 dan wafat 7 Maret 2001. Alumnus Arsitektur Lenskap Universitas Trisakti Jakarta. Kegiatan di bidang sastra dimulai dengan mengarang
cerpen dan puisi pada tahun 1981. Karya-karyanya dimuat dalam sejumlah media cetak, antara lain Harian MerdekaPos Kota MingguBisnis Indonesia Minggu. Karya-karyanya telah dibukukan dalam Trotoar (1997)Monolog Tengah Malam (1997)Gerbong (1998)Orang-orang Sakit (1999), dan Equator (2011).

Sri Hartati pernah menjadi wartawan tabloid Fokus Makassar. Selain itu juga pernah mengasuh bulletin intern seni budaya Koridor yang diterbitkan oleh Yayasan Cempaka Kencana.

Selain menggeluti sastra juga berkreativitas di dunia seni rupa. Ia banyak menghasilkan lukisan sebagai media ekspresi bagi puisi-puisinya, dengan kata lain puisi dan lukisannya merupakan refleksi timbal balik. Pada tanggal 25-31 Oktober 1997 pernah menggelar pameran tunggal di Bentara Budaya Yogyakarta dengan tema Puisi dalam Kanvas.
© Sepenuhnya. All rights reserved.