Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dendang (Karya Syu’bah Asa)

Puisi "Dendang" karya Syu’bah Asa menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan penuh imaji dan makna tentang spiritualitas dan eksistensi manusia.
Dendang

tasbih di kiri roti di kanan
anak-anak hitam minta makanan

senyum yang segar di tengah perang
salib tembaga goyang bergoyang

tangan yang putih mengusap kenangan
terimalah berkat dari vatikan

Lonceng berkarat kelonang berkelonang
yang keriting berdoa di baris belakang.

1967

Sumber: Horison (Maret, 1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Dendang" karya Syu’bah Asa adalah sebuah karya yang singkat namun sarat dengan gambaran dan makna yang dalam tentang kehidupan, agama, dan perang.
Tema Utama
  • Kehidupan Sehari-hari dan Religiositas: Puisi ini menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan elemen-elemen yang khas seperti roti, anak-anak yang meminta makanan, senyum di tengah perang, dan salib tembaga yang goyang. Elemen-elemen ini memberi nuansa nyata kehidupan sehari-hari sambil menyelipkan nuansa religius dengan tasbih dan berkat dari Vatikan.
  • Kontras dan Persatuan: Puisi ini memperlihatkan kontras antara hal-hal sederhana dan kompleks, antara kehidupan sehari-hari dan elemen-elemen agama. Meskipun demikian, ada juga usaha untuk menyatukan elemen-elemen ini dalam sebuah harmoni, seperti senyum di tengah perang dan salib tembaga yang goyang.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Imaji yang Kuat: Asa menggunakan imaji-imaji yang kuat untuk membangun suasana dan gambaran yang jelas. Misalnya, senyum yang segar di tengah perang menggambarkan ketahanan dan keceriaan di tengah-tengah kekerasan.
  • Bahasa Sederhana namun Bermakna: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun mampu menyampaikan makna yang dalam. Setiap baris diisi dengan makna yang mendalam tentang keseharian dan spiritualitas.

Emosi dan Makna

Puisi "Dendang" mengundang pembaca untuk merenung tentang kehidupan yang penuh kontras, di mana kehidupan sehari-hari berdampingan dengan elemen-elemen religius dan keagamaan. Emosi yang muncul dari puisi ini mencakup rasa haru, kebersamaan, dan refleksi tentang keberadaan manusia di dunia yang serba kompleks ini.

Puisi "Dendang" karya Syu’bah Asa adalah sebuah puisi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan penuh imaji dan makna tentang spiritualitas dan eksistensi manusia. Melalui penggunaan imaji-imaji yang kuat dan bahasa yang sederhana namun bermakna, puisi ini menawarkan gambaran tentang kehidupan yang penuh kontras namun juga penuh dengan harmoni potensial. Puisi ini adalah sebuah pengingat bahwa dalam setiap aspek kehidupan, baik yang sederhana maupun yang kompleks, ada kehadiran spiritualitas yang memberi makna dan kekuatan kepada manusia.

Syu’bah Asa
Puisi: Dendang
Karya: Syu’bah Asa

Biodata Syu’bah Asa:
  • Syu’bah Asa lahir pada tanggal 21 Desember 1941 di Pekalongan, Jawa Tengah.
  • Syu’bah Asa meninggal dunia pada tanggal 24 Juli 2010 (pada usia 69 tahun) di Pekalongan, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.