Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Duri dalam Kopi (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi "Duri dalam Kopi" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan pengalaman emosional melalui penggunaan ....
Duri dalam Kopi

masokhis. sebut aku duri dan kau akan menemukanku
sebagai lelaki tanpa mata hati, lelaki di gulungan ombak
lelaki yang berseluncur lewat matamu. sebab hari telah
lain, sayang, rinai telah membenamkan pulau-pulau kita
dan kau berdayung dalam diri yang amuk. tetap aku duri
menusuk waktu dengan lirikan yang runcing

sadistik. menemukan lurah berbatu, kita. matamu yang lain
menelan jejak di sepanjang jalan. dedaun itu remuk
dan sisa kopi dalam plastik tinggal dedak, juga bayangan silam
lurah telah mengubahku jadi maut, sayang, dan percakapan
akan kutelan sebagai lengah yang tertinggal.


Kandangpadati, 2007

Analisis Puisi:
Puisi "Duri dalam Kopi" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan pengalaman emosional melalui penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam. Dengan gaya bahasa yang khas dan imajinatif, puisi ini membahas tentang hubungan antara dua individu, serta bagaimana hubungan tersebut dapat berubah dan mempengaruhi perasaan dan pandangan mereka.

Metafora dan Simbolisme: Puisi ini menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan pesan emosional yang lebih dalam. Kata "duri" digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan sifat yang menusuk dan menyakitkan dalam hubungan. Duri ini melambangkan perasaan tidak nyaman dan ketidaksempurnaan yang dapat ada dalam hubungan manusia.

Perubahan dalam Hubungan: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam hubungan antara dua individu. Awalnya, ada sentuhan romantis dan kemesraan dalam perasaan ("sebagai lelaki tanpa mata hati, lelaki di gulungan ombak"), namun kemudian hubungan tersebut berubah menjadi lebih kompleks dan rumit ("tetap aku duri menusuk waktu dengan lirikan yang runcing"). Ini menggambarkan bagaimana hubungan yang awalnya indah dapat mengalami perubahan dan tantangan seiring berjalannya waktu.

Gambaran Alam dan Emosi: Puisi ini menggunakan gambaran alam, seperti "rinai telah membenamkan pulau-pulau kita" dan "bayangan silam," untuk menciptakan atmosfer yang kuat dan melukiskan perubahan dalam hubungan tersebut. Gambaran alam juga mencerminkan perasaan dan emosi yang dalam dalam hubungan tersebut.

Ekspresi Emosi dan Perasaan: Puisi ini mengungkapkan emosi dan perasaan yang kompleks, seperti rasa sedih, kehilangan, dan ketidakpastian. Kata-kata seperti "sadistik," "matamu yang lain," dan "dedaun itu remuk" menggambarkan perasaan negatif dan perubahan dalam hubungan.

Akhir yang Misterius: Puisi ini berakhir dengan sebuah kalimat yang misterius, "percakapan akan kutelan sebagai lengah yang tertinggal." Kalimat ini meninggalkan pembaca dengan pertanyaan dan interpretasi yang terbuka, menciptakan kesan mendalam dan merangsang pemikiran.

Puisi "Duri dalam Kopi" adalah sebuah puisi yang menggunakan bahasa dan imaji yang kuat untuk menggambarkan perubahan dalam hubungan manusia, serta perasaan kompleks yang terkait dengannya. Melalui metafora, simbolisme, dan gambaran yang kuat, puisi ini menggambarkan perasaan emosional dan mengundang pembaca untuk merenungkan dinamika hubungan dan perubahan dalam kehidupan manusia.

Esha Tegar Putra
Puisi: Duri dalam Kopi
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Esha Tegar Putra lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.