Puisi: Gagak Putih (Karya Gus tf)

Puisi: Gagak Putih Karya: Gus tf
Gagak Putih


Jangan terlalu percaya pada mata. Mungkin materi
yang membentuk realitas ini cuma gelombang suara. Dengarlah.
Seseorang menyebut sayap, padahal ia bukan burung. Seorang
menyeru cahaya, padahal ia tidak buta. Di depannya,
ia bisa melihat gagak, mendengar koak, dan bulu yang hitam.

“Tapi aku ingin gagak putih,” katanya. Dan ia pun
mulai mengembara. Dari satu kota ke lain kota, dari satu masa
ke lain masa. Tapi apakah kota? Tetapi apakah masa? Hanya khayal,
tempat orang memotong diri untuk kemudian menyusunnya. Mungkin
antara usus dan lidah. Mungkin antara bokong dan tulang kepala.
Pernahkah kaulihat makhluk yang tidur telentang dengan dua muka?

“Tapi aku ingin gagak putih!” teriaknya. Tetapi aku
bisa pula tuli karena gelombang suara. Makhluk dua muka itu.
Ia bangkit, dan melolong seperti serigala. Ia mendecis
seperti binatang buas di depan mangsa. Tidakkah
engkau yang memasukkan
lolong dan decis itu ke mulutnya? Ah.

Kututup telinga. Tanpa gagak putih, aku terus, dan terus berubah.

Padang-Payakumbuh, 1997
Puisi: Gagak Putih
Puisi: Gagak Putih
Karya: Gus tf
© Sepenuhnya. All rights reserved.