Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Salemba, Jakarta (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Salemba, Jakarta" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan suasana kota Jakarta, terutama di sekitar Salemba, dengan penggunaan gambaran ...
Salemba, Jakarta

hanya peluh membasuh
jalan-jalan kota
aku tersuruk-suruk sendiri
asing di antara wangi parfum
dan bau bacin selokan

di depan St. Carolus
kau resah menunggu bus
ketika sunyi merambah slang infus
asma dan tifus
saling berpacu gerogoti tubuh kurus

hanya peluh membasuh
kaca-kaca jendela bus kota yang penuh
dan airmata membasahi aspal jalan
di mana kau tunggu kepastian?

aku saksikan sekeping cinta tembikar
hancur diinjak pejalan sibuk
dan lumat dilindas kendaraan yang pikuk
wangi parfum mengambang
bercampur bau bacin

dan, di sebuah kamar putih di St. Carolus
urat biruku ditembus jarum infus
entah kapan aku lampus

Juni, 2005

Analisis Puisi:

Puisi "Salemba, Jakarta" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan suasana kota Jakarta, terutama di sekitar Salemba, dengan penggunaan gambaran-gambaran yang khas dan penuh makna.

Peluh dan Kesendirian: Penggunaan gambaran peluh yang membasuh jalan-jalan kota menggambarkan suasana panas dan lembap di Jakarta. Hal ini juga menciptakan atmosfer kesendirian, di mana penyair merasa terasing di tengah keramaian dan kesibukan kota.

Ketidakpastian dan Ketidakpastian: Puisi ini menyoroti ketidakpastian yang dirasakan oleh banyak orang, terutama di tengah tantangan kesehatan seperti asma dan tifus yang sering menjadi masalah di daerah perkotaan. Ketidakpastian ini tercermin dalam gambaran orang yang resah menunggu bus, mencari kepastian di tengah ketidakpastian.

Kontras Antara Keindahan dan Kehancuran: Penyair menggambarkan kontras antara keindahan dan kehancuran di kota Jakarta. Gambaran sekeping cinta tembikar yang hancur diinjak pejalan sibuk dan lumat dilindas kendaraan menunjukkan betapa mudahnya keindahan bisa hancur di tengah keramaian dan kegiatan sehari-hari.

Perjuangan dan Kehilangan: Puisi ini juga menggambarkan perjuangan dan kehilangan, baik secara fisik maupun emosional. Penggambaran urat biru yang ditembus jarum infus di St. Carolus menciptakan gambaran tentang perjuangan melawan penyakit dan kehilangan yang dirasakan oleh banyak orang.

Perbedaan Sosial dan Kesehatan: Melalui gambaran peluh dan wanginya parfum yang bercampur dengan bau bacin, penyair menggambarkan perbedaan sosial dan kondisi kesehatan di kota Jakarta. Hal ini mencerminkan ketimpangan sosial dan ketidakmerataan akses terhadap fasilitas kesehatan.

Puisi "Salemba, Jakarta" adalah gambaran yang kuat tentang kehidupan di kota Jakarta, dengan semua kompleksitasnya. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan penuh makna, penyair menghadirkan suasana kota yang panas, penuh tantangan, dan seringkali menyedihkan. Puisi ini memicu refleksi tentang perjuangan, kehilangan, dan perbedaan sosial yang ada di tengah masyarakat perkotaan.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Salemba, Jakarta
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.