Puisi: Hikayat Pohon Nur (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi: Hikayat Pohon Nur Karya: Tjahjono Widarmanto
Hikayat Pohon Nur


Bermula dari bijimu yang secuil sawi aku belajar mengeja tuhan
mengenal degup yang berharap lembut tumbuh menyubur
bersama dahan-dahan penampung ranting dan rimbun daun
maka, melangitlah.melangit pohon nur. ranting, dahan, daun cahaya
tempat segala anak mendongak takjub pada kehidupan

dahan-dahan perkasa menyimpan teduh
tempat para burung tiitipkan cericit pada sulur matahari
menebar benih-benih pesona. takjub tak putus-putus:

di sinilah cahaya itu menjadi lampion
tempat sabda Tuhan disimpan
kelahiran, taksu, pupus dan kewajiban

begitulah para nabi menggantungkan kitab-kitab di dahan itu
menjadi ranum buah-buah bercahaya
abadi tak pernah matang namun selalu segar
seperti senyum para bidadari yang bibirnya lafalkan nur nur nur

pohon itu tubuh terus meninggi melangit
dahan, ranting, daun dan buahnya bercahaya
seperti pesona puisi-puisi yang ditulis para darwis

pohon itu tumbuh meninggi bertabik kepada awan
akarnya menjalar ke pusat semesta
seperti berkah yang meluncur ke langit lantas melesak ke bumi
menyusupkan rumbai-rumbai cahaya ke ceruk paling gelap

demi kun fayakun
pohon itu meninggi
dahan ranting berimbun cahaya
seperti mantra wartakan lambang dan tembang
petanda tuhan selalu tersenyum di setiap bilangan sepertiga
memandang kita yang pongah menaksir berapa tinggi cahaya
terlampau bebal berharap sanggup menampung daun-daun nur

pohon nur itu kian meninggi
rimbun cahaya tumbuh meruah
bersama masa dan mantra-mantra


Bumi Ketanggi, 2016

Sumber: Suluk 2 Zaman (2019)

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Hikayat Pohon Nur
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.