Puisi: Penujum Angka (Karya Tjahjono Widarmanto)
Puisi: Penujum Angka
Karya: Tjahjono Widarmanto
Penujum Angka
kupilih bilangan-bilangan, kaubentangkan dugaan-dugaan
seperti para blandong memilih pohan jati paling berurat
yang genap kau sisihkan yang ganjil aku pastikan
bilangan tersisih acapkali menebar curiga
yang dipastikan acapkali meletupkan maki
sebab hidup seperti bilangan tak selalu urut
kaupilih genap, konon entah bisikan dari mana
bilangan genap bulat membawa angin utara
dikendarai perempuan gemuk mengejar lembu dari langit.
begitulah, rahasia itu lari bersama lembu
mungkin saja kantong rejeki tersangkut di tanduknya
kupastikan ganjil.sebab segala yang ganjil itu seperti rajah
berbentuk serat tergurat di telapak tangan kiri
rajah pengundang setiap rejeki untuk singgah digenggaman
namun semua rajah bisa bermakna saat pikiran tetap dan tidak semburat
itu bermakna dua bilangan ganjil yang dikawinkan tak selalu wingit
seperti kuda goyang yang menghujam pengantin perempuan
sebab telah berubah wujud jadi genap dan bulat
menjadi ngangkrang yang menyeret rejeki di genggaman
betapa pahitnya memilih ganjil atau genap
namun setiap penujum harus memilih
dengan teliti dan nyaman hati
seperti memilih sebuah lukisan
tempat segala khotbah dan keindahan disematkan
jari-jari gemetar saat harus tuliskan bilangan
yang ganjil atau genap
seperti ketakutan saat menduga tentang sebuah takdir
apakah itu ranjang pengantin bergoyang atau malah peti mati
usaplah bilangan-bilangan itu seperti meninabobokan anak sendiri
dengan kecemasan atas harapan-harapan yang menguap
menujum adalah mencipta dan berharap
bilangan adalah ketakpastian
takterdugaan yang menyentak
bilangan ganjil atau genap adalah jari yang mengaduk-aduk
pada akhirnya terkatup mencecap ketakpastian.
2016
Sumber: Perbincangan Terakhir dengan Tuan Guru (2018)
Puisi: Penujum Angka
Karya: Tjahjono Widarmanto
Biodata Tjahjono Widarmanto:
- Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.