Demikianlah Ia Berbahagia
Gemuruh meriuh dalam dada, berdebam suara membaur, gebalau kacau
Hampa pandang, tatap kosong, o mata, ceritakan gulana gundah
Engkau ditikam sepi, engkau ditikam rindu, engkau ditikam
Sampai puncak nyeri, hingga tak ada airmata, hingga tinggal tawa: luka
Demikian getir kekeh bahak memuncak puncak: oi sepi pukimak, peluk aku
Dan sepi memeluk dengan penuh gairah, menyayatnya dengan kenangan
Sambil menusuk hingga ke hulu, sepisau kenangan menari-nari kegirangan
Menggeliatlah menggeliatlah hingga kembali pada titik: mula-mula
Serangkum kata ikut menari, menggoyangkan pinggulnya ke sana ke mari
Meracau mabuk, berebut ingin ikut memeluk dan menusuk
O, inilah upacara persetubuhan manusia sepi dan kata yang mabuk
Tusuklah dadaku tusuklah di mana saja kau mau di mana saja kau suka
O puncak derita bahagia!
Puisi: Demikianlah Ia Berbahagia
Karya: Nanang Suryadi