Di Sebuah Senja,Ada Sebuah Cerita:Manusia
serupa maut, katamu. mengendap-endap, menyapamu. di cermin itu tuan, wajah siapa. bersolek di saat senja.
siapkan pedang, kita akan berkelahi dengan bayang, katamu suatu waktu. di awal malam yang hanya ditemani bulan separuh. dan rinai gerimis.
dadu yang menggelinding di pesta itu, menjelma darah. mungkin engkau menyebutnya kurusetra. atau palagan yang entah disebut apa. tapi siapa yang menyimpan dendam, kau tahu. kau tahu. masa lalu.
pada gerimis ada yang menatap hari hari bergegas, mungkin dicatat butir butir airmata, menderas: " catatlah dengan seksama, segala mimpi yang tak kembali, catatlah dengan rapi, segala ingin yang tak kembali."
telah disimpan dalam usia, riwayat detik detik bahagia, mengapa selalu yang dikenang hanya luka duka
sebagai kau telah tandai senja dengan airmata, sebagai kau tanda duka bahagia, cinta yang meluka
manusia. manusia. dimana akhirnya.
Malang, 10-11 April 2011
Puisi: Di Sebuah Senja, Ada Sebuah Cerita, Manusia
Karya: Nanang Suryadi