Puisi: Jamur (Karya F. Aziz Manna)

Puisi "Jamur" karya F. Aziz Manna mengajak pembaca untuk merenungkan tentang sifat sementara kehidupan, pencarian identitas, dan semangat ...
Jamur

berpegang ke gagang jamur aku berpayung melangkah memasuki bangunan-bangunan kota yang baur kabur lebur hancur terguyur hujan (langit adalah tumpukan jubah yang memburai benang-benangnya) november yang kacau

di pusat genangan timbunan kubur kegentingan ingatan tersisa kupanggil kubangkitkan ilusi purba di mana batu dan tanah kukuh bersekutu membentengi serbuan mata timah besi tembaga dari anak panah dan tubuh peluru

tubuhmu yang hampir bugil beku kuanyam kembali dengan berlembar kain hitam merah hijau bergambar pohon burung matahari serupa panji-panji perlawanan atas penaklukan

di titik lain di musim lain (mungkin) jamur-jamur baru menyembul serupa sigi, peli, korek api, dan kobaran lain yang mengancam dalam pikiran dan sewaktu mekar ia serupa ayoman di mana oase areola menyoklat hangat di pusat lingkar putihnya

di titik itulah aku berbaring melingkar serupa ular memamah ekor sendiri

2017

Analisis Puisi:

Puisi "Jamur" karya F. Aziz Manna adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran kuat dan metafora yang menggambarkan pengalaman dan pemikiran yang mendalam tentang kehidupan dan keberadaan manusia.

Metafora Jamur: Puisi ini menggunakan jamur sebagai metafora yang kuat untuk menyampaikan pesan tentang kehidupan, kematian, dan transformasi. Jamur, dengan sifatnya yang cepat tumbuh dan musnah, mencerminkan sifat-sifat sementara dan rapuh dari keberadaan manusia.

Kehidupan di Kota: Penyair menggambarkan pengalaman berjalan melalui bangunan-bangunan kota yang "baur kabur lebur hancur", menciptakan gambaran tentang kesibukan dan kekacauan kehidupan perkotaan. Hujan yang mengguyur menambahkan nuansa kesan kelembaban dan kacau.

Kebangkitan Ingatan: Ada sentuhan nostalgia dalam puisi ini ketika penyair memanggil ingatan-ingatan yang tersisa dari masa lalu. Penggunaan metafora tentang kuburan dan ilusi purba menciptakan gambaran tentang keinginan untuk menghidupkan kembali kenangan yang terkubur.

Pemberontakan dan Penaklukan: Penyair mengekspresikan semangat pemberontakan dan penolakan terhadap penaklukan dengan gambaran tubuh yang "bergambar pohon burung matahari serupa panji-panji perlawanan atas penaklukan". Ini menggambarkan keinginan untuk mempertahankan identitas dan martabat di tengah tekanan dan penindasan.

Siklus Hidup dan Kematian: Puisi ini mencerminkan siklus alami kehidupan dan kematian, yang ditunjukkan melalui gambaran tentang jamur yang tumbuh dan layu. Penyair merenungkan tentang sifat sementara kehidupan dan menggambarkan siklus ini dengan indah.

Pencarian Identitas: Dalam pemikiran yang lebih dalam, puisi ini mungkin juga merujuk pada pencarian identitas pribadi dan makna keberadaan manusia di tengah-tengah dunia yang berubah dan tidak pasti.

Puisi "Jamur" karya F. Aziz Manna adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran kuat dan metafora yang menggugah. Melalui gambaran tentang jamur dan kehidupan di kota, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang sifat sementara kehidupan, pencarian identitas, dan semangat pemberontakan terhadap penaklukan.

Puisi
Puisi: Jamur
Karya: F. Aziz Manna
© Sepenuhnya. All rights reserved.