DURI
Sebab batang mawar merebut duri
dariku, kau tinggal di pucuk batangnya
sendiri menunggu. setiap kesakitan yang membuatku lupa
untuk sekadar duduk berdua denganmu
meski kangen terasa jahat
selalu memeluk di malam-malam dingin
mengawasiku dengan sorot mata para hantu
yang berdiam di negeri penuh bangkai manusia
duri itu tertancap, bukan di tubuh
tapi setiap kubaca kembali lembar-lembar ingatan
yang penuh dusta
kini lengkap seluruh duka
yang bertahan di sepanjang malam.
pangkal-pangkal tahun yang getir
acap bertahan di ujung lidah. merupa stasiun
berharap kereta rindu datang
menjemput membawa diriku yang kecut
terus untuk pulang padamu
Jakarta, 2004
Puisi: DURI
Karya: Alex R. Nainggolan