Puisi: Luka di Matamu (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi: Luka di Matamu Karya: Alex R. Nainggolan
Luka di Matamu


setiap kali memandang matamu, kutemukan luka
yang penuh parutan, lalu lekuk kematian menghimpit
menanam separuh rentang waktu yang terbungkus
ketakutan macam apa yang sedang tiba? padahal
ingin kuajak kau menjenguk kuil matahari tempat
para pecandu puisi bersemedi. lingkaran upacara pagi
yang tiba tak kunjung henti

ah, siapa yang tahu telah lama kaupelihara luka itu di sana?
tiba-tiba beranjak dari kekanak hijau, jadi gurun pukau
di mana ketakutan selalu lebur dalam pahatan kubur
tak pernah kusesali mengapa di matamu selalu tumbuh luka
sebab kota tak pernah selesai kita baca, di halaman sejarah
sekadar memberi tanda pada bab-bab kumal, tentang kita yang
tersengal di batas igau

pernah coba kauintip rindu yang tak punya kulit,
bercakap-cakap
di selembar daun yang baru jatuh*, mimpi tentang sebuah cinta
yang menjenguk ke ruangan rumah penuh dengan kilau cahaya
tapi lukamu itu telah menggambar sesuatu yang lain. yang tak
lengkap
aku duga, ringkih membaca semalaman tanpa tidur di halaman
kotor
sebuah negeri yang kau tempati

meski aku ingin selalu kau datang, meminta untuk lekas
berangkat
lalui hutan akar kata, menyemai tanaman kopi dari sunyi
sepotong puisi
tapi, ah, alangkah sebalnya aku, kau tak kunjung tiba
kita melulu bertemu di pusat kota, dan aku terjaga setiap
beranjak
ke dalam peraduan tidur, memandang matamu!


Jakarta, September 2004

Catatan:
* ingatan tak sudah dari cerita pendek Frans Nadjira “Bercakap di Bawah Guguran Daun”
Puisi Luka di Matamu
Puisi: Luka di Matamu
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.