Puisi: Allah (Karya Ediruslan PE Amanriza)

Puisi "Allah" menciptakan sebuah wajah spiritualitas yang mendalam, menggambarkan keintiman dan hubungan pribadi dengan Tuhan.
Allah


Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya sendiri setiap hari
dalam diri
Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya sendiri setiap hari
di ujung lidah
Allah
Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya sendiri setiap hari
rampung sudah
sunyiku
Di mana-mana
Allah
Allah
Allah


Sumber: Surat-Suratku kepada GN (1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Allah" menciptakan sebuah wajah spiritualitas yang mendalam, menggambarkan keintiman dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Ediruslan PE Amanriza merangkai kata-kata dengan indah untuk merentangkan perasaan keterhubungan dengan Yang Maha Esa.

Pemusatan pada Nama Ilahi: Pengulangan kata "Allah" menonjolkan pemusatan pada nama Ilahi. Pengulangan ini menciptakan ritme dan intensitas, memberikan kesan pemujaan dan pengagungan yang mendalam.

Kesendirian dan Introspeksi: Ungkapan "Dia yang sendiri menyebut sendiri namanya" menyoroti kehadiran Tuhan dalam kesendirian dan introspeksi pribadi. Ini menciptakan gambaran tentang komunikasi langsung dan hubungan yang mendalam dengan Yang Maha Esa.

Penyebutan Nama sebagai Simbol Kedekatan: Penyebutan nama Allah secara terus-menerus menciptakan simbol kedekatan. Setiap penyebutan membawa makna spiritual dan mendalam, menggambarkan kekuatan dan kehadiran Ilahi yang meresapi setiap aspek kehidupan.

Rampungnya Kesunyian: Kata "rampung sudah sunyiku" mencerminkan perubahan dan kelengkapan yang terjadi setelah menyebut nama Allah. Ini memberikan kesan bahwa hadirnya Allah merampungkan kesunyian dan memberikan kedamaian batin.

Keberadaan Allah yang Meliputi Semua: Ungkapan "Di mana-mana Allah" menekankan keberadaan Ilahi yang meliputi segala aspek kehidupan dan ruang. Hal ini menggambarkan konsep Allah yang tidak terbatas oleh waktu, ruang, atau situasi tertentu.

Puisi ini menawarkan pengalaman rohaniah yang mendalam dan mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Melalui penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Ediruslan PE Amanriza berhasil menggambarkan kebesaran dan kedekatan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Ediruslan PE Amanriza
Puisi: Allah
Karya: Ediruslan PE Amanriza

Biodata Ediruslan PE Amanriza:
  • Ediruslan PE Amanriza lahir pada tanggal 17 Agustus 1947 di  Bagan-siapiapi, Riau.
  • Ediruslan PE Amanriza meninggal dunia pada tanggal tanggal 3 Oktober 2001.
  • Ediruslan PE Amanriza adalah salah satu penulis puisi, cerita pendek, novel, dan esai sastra.
© Sepenuhnya. All rights reserved.