Puisi: Cerita Malam (Karya S. Rukiah Kertapati)

Puisi "Cerita Malam" oleh S. Rukiah Kertapati menggambarkan perjalanan malam yang sarat makna dan penuh dengan perenungan tentang hidup dan harapan.
Cerita Malam


Angin selatan berdesing lembut di pohon-pohon
pada rumah-rumah tua menggeletar cahaya bulan
dan malam itu aku masih berlari
meloncati parit-parit gelap
di mana kucari, inilah bekas kakimu menginjak?!

Sepanjang malam ini aku terus melalui mimpi
dan engkau tak usah tahu
sampai di mana habisnya
dan sampai kapan ini tiba di perhentian impian
sesudah puas memilih-milih
malam keberapa
dan malam mana yang penuh bintang keemasan?

Kembali berdesing angin selatan di pohon-pohon
bulan merayap perlahan tenggelam
dan perlahan aku berdiri di atas jembatan tua
kutengok bayang-bayang di air
sudah hilang tiada lagi

Lihat! Bila bayang-bayang tiada lagi
dan cahaya bulan sudah pergi
aku rasa, impian hampir selesai
parit-parit yang gelap hampir berlalu
dan pasti akan kucari jiwamu
yang berat berkata-kata: mari, bangunlah!

Bila bayang-bayang dan impian tiada lagi
akan tampak di mata kita
ini sepotong dunia yang sakit pucat telanjang
menjadi dunia yang satu bulat selesai
dan mayat-mayat yang sudah merangka di kubur
akan bangun kembali penuh bernyata!


Balai Pustaka, Jakarta 1952

Sumber: Tandus (1952)

Analisis Puisi:
Puisi "Cerita Malam" oleh S. Rukiah Kertapati adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan seorang individu melalui malam yang penuh dengan ketidakpastian dan perenungan. Puisi ini memadukan unsur-unsur alam, mimpi, dan perasaan individu dalam sebuah narasi yang puitis.

Gambaran Malam: Puisi ini menggambarkan malam sebagai waktu yang penuh dengan misteri dan kecantikan. Angin selatan yang berdesing lembut, cahaya bulan yang merayap, dan bayangan-bayangan di air menciptakan suasana malam yang menenangkan dan mempesona.

Perjalanan dan Pencarian: Puisi ini menciptakan gambaran tentang perjalanan fisik dan emosional. Kata-kata seperti "aku masih berlari" dan "meloncati parit-parit gelap" menggambarkan upaya individu untuk mencari sesuatu, mungkin sesuatu yang telah hilang atau sesuatu yang belum ditemukan.

Mimpi dan Impian: Puisi ini mengacu pada mimpi dan impian sebagai elemen penting dalam perjalanan malam. Mimpi adalah bagian dari realitas individu yang mencari arti dan tujuan dalam kehidupan. Mimpi dapat menjadi panduan atau sumber inspirasi dalam perjalanan hidup.

Cahaya Bulan: Cahaya bulan mewakili elemen pencerahan dalam puisi ini. Bulan yang bercahaya menciptakan kontras dengan kegelapan malam dan bayang-bayang. Ini dapat diartikan sebagai harapan atau titik terang dalam kehidupan yang mungkin penuh dengan ketidakpastian.

Jembatan Tua: Jembatan tua adalah simbol perubahan atau transisi. Pencarian individu melalui malam dan melintasi jembatan tua dapat diartikan sebagai perjalanan menuju kehidupan yang baru atau tahap baru dalam eksistensi.

Kesimpulan dan Pembaruan: Puisi ini mencapai puncaknya ketika bayangan-bayangan dan impian menghilang, dan seseorang merasa bahwa impian hampir selesai. Ini dapat diartikan sebagai akhir dari perjalanan dan permulaan dari sesuatu yang baru. Pembaruan dan kelahiran kembali diungkapkan dengan gambaran mayat-mayat yang bangun kembali, menunjukkan kesempatan untuk memulai kembali.

Kesan Puisi: Puisi ini menggambarkan perasaan perasaan kehidupan yang berubah-ubah, perjalanan pribadi, dan harapan akan pembaruan. Ini adalah puisi yang puitis dengan bahasa yang indah dan gambaran alam yang kuat.

Puisi "Cerita Malam" oleh S. Rukiah Kertapati menggambarkan perjalanan malam yang sarat makna dan penuh dengan perenungan tentang hidup dan harapan. Puisi ini menciptakan suasana yang mempesona dan mendorong pembaca untuk merenungkan arti dalam setiap langkah perjalanan hidup mereka.

S. Rukiah Kertapati
Puisi: Cerita Malam
Karya: S. Rukiah Kertapati

Biodata S. Rukiah Kertapati:
  • S. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta.
  • S. Rukiah menikah dengan Sidik Kertapati pada tanggal 2 Februari 1952 di Purwakarta.
  • S. Rukiah meninggal dunia pada tanggal 6 Juni 1996 di Purwakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.