Sumber: Wajah Kita (1981)
Analisis Puisi:
Puisi "Homo Homini Lupus" karya Hamid Jabbar menghadirkan gambaran yang kompleks dan penuh dengan simbolisme tentang hubungan manusia dengan alam, kehidupan sosial, dan realitas kejam dalam eksistensi manusia.
Simbolisme dalam Pemilihan Kata dan Ungkapan: Pemilihan kata-kata seperti "pantai panas," "hiu," "samudra," "matahari," "badai," dan "camar" memberikan nuansa alam dan ekosistem laut. Setiap entitas dalam puisi ini disusun dalam rangkaian simbol yang menciptakan keseimbangan dan ketegangan antara unsur-unsur alam.
Penggunaan Kata dan Ritme untuk Menggambarkan Kekuatan Alam: Ritme repetitif dan pengulangan kata "plak" menciptakan gambaran suara dan gerak yang menggambarkan kekuatan alam, seperti gelombang laut, hembusan angin, atau dentingan hujan. Penggunaan kata ini juga memberikan efek suara yang menggema dan menghidupkan suasana dalam puisi.
Personifikasi Alam dan Alegori Manusia: Alam dan unsur-unsur alam, seperti "matahari," "badai," dan "hiu," diberi sifat dan perilaku manusia. Ini menciptakan personifikasi alam sebagai entitas hidup yang memiliki karakteristik dan emosi layaknya manusia. Sebagai alegori, ini dapat mencerminkan kejamnya manusia terhadap alam dan sesama.
Pembentukan Irama dalam Puisi: "pantai panas pantai panas" dan "plak plak plak plak" memberikan irama khas dalam puisi ini. Puisi menciptakan pola yang memperkuat atmosfer dan menyampaikan perasaan yang dalam. Irama tersebut membantu menciptakan suasana yang dramatis dan intens.
Motif Pencarian dan Kehancuran: Puisi ini menciptakan motif pencarian identitas dan keberadaan manusia dalam keadaan alam yang keras dan tak terduga. Motif ini tercermin melalui tokoh "Mustafa," yang tak dapat "berlagu lepas," "berlagu damai," atau "berlagu cerah." Sebaliknya, ia terjebak dalam kekerasan, kesulitan, dan kehancuran.
Ketidakpastian dan Kekosongan Manusia: Ketidakpastian keberadaan dan kekosongan manusia diungkapkan melalui kata-kata seperti "mustafa tak sempat berlagu merdu" dan "mustafa menelan sepi." Ini menciptakan gambaran keadaan sosial dan kejiwaan yang penuh dengan kesunyian dan kehilangan.
Puisi "Homo Homini Lupus" menyampaikan pesan tentang kekejaman manusia terhadap sesama dan alam. Puisi ini menggunakan simbolisme yang kuat, ritme yang berirama, dan penggunaan kata yang penuh dengan makna untuk menciptakan gambaran tentang kehidupan yang keras dan ketidakpastian manusia di dunia yang semakin terancam.
Karya: Hamid Jabbar
Biodata Hamid Jabbar:
- Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
- Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.