Puisi: Hujan Berdiam Diri (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Hujan Berdiam Diri" karya Alex R. Nainggolan menggambarkan hubungan antara alam, manusia, dan kota.
Hujan Berdiam Diri


hujan berdiam diri
selalu kembali ke asal
pada remah tanah
menyiram ingatan

aku bertahan
dengan rangkaian jarak tempuh
juga waktu

hujan berdiam diri
menggelar permainan
rebah di jas plastik atau payung warna-warni
kota kerap tertunduk
seperti pohon-pohon rimbun
yang bungkuk


2016

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Berdiam Diri" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya sastra yang memadukan elemen-elemen alam dan refleksi pribadi. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan hujan sebagai simbol yang memengaruhi dan mempengaruhi kehidupan manusia serta kota.

Simbolisme Hujan: Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang hujan yang "berdiam diri" dan selalu kembali ke asalnya, yaitu pada remah tanah. Hujan sering digunakan dalam sastra sebagai simbol kesuburan, pembaruan, dan pertumbuhan. Dalam konteks ini, hujan menciptakan konsep pembaruan ingatan dan akar yang mendalam dalam diri seseorang. Hujan juga dapat diinterpretasikan sebagai kenangan yang hadir kembali dan memengaruhi hidup kita.

Ketahanan Pribadi: Puisi ini menciptakan gambaran tentang ketahanan pribadi dan kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan dalam hidup. Penulis mencatat bahwa dia bertahan dengan "rangkaian jarak tempuh juga waktu." Ini menggambarkan perjuangan individu untuk tetap utuh di tengah tantangan dan perubahan dalam kehidupan.

Gambaran Kota: Penulis menggambarkan hujan sebagai entitas yang mempengaruhi kota, yang bisa membuatnya "tertunduk seperti pohon-pohon rimbun yang bungkuk." Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana hujan bisa merubah suasana kota, mengubah ritme hidup, dan memberikan kesan bahwa alam memiliki kekuatan yang besar dalam mengendalikan kota dan penghuninya.

Permainan Hujan: Puisi ini menciptakan gambaran permainan hujan yang berupa "rebah di jas plastik atau payung warna-warni." Ini menggambarkan keindahan sederhana dalam hujan, saat orang-orang melindungi diri mereka dari basah dengan berbagai peralatan seperti payung yang berwarna-warni. Ini juga menciptakan gambaran tentang bagaimana hujan bisa menginspirasi kreativitas dan improvisasi dalam keseharian.

Penutup yang Reflektif: Puisi ini berakhir dengan penutup yang reflektif, menciptakan kesan introspeksi dan merenung. Penulis menggambarkan bagaimana hujan menyirami ingatan, yang dapat diartikan sebagai hujan sebagai sumber inspirasi dan pembaruan dalam hidup.

Secara keseluruhan, puisi "Hujan Berdiam Diri" menggambarkan hubungan antara alam, manusia, dan kota. Hujan digunakan sebagai simbol yang mempengaruhi dan memengaruhi kehidupan kita, serta menciptakan gambaran tentang perubahan dan pembaruan dalam ingatan dan pengalaman kita. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana alam memiliki peran yang penting dalam kehidupan kita dan bagaimana kita meresponnya dengan kreativitas dan ketahanan pribadi.

Puisi Hujan Berdiam Diri
Puisi: Hujan Berdiam Diri
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.