Puisi: Malam di Teluk (Karya Ediruslan PE Amanriza)

Puisi "Malam di Teluk" menggambarkan pemandangan alam yang indah dan merayakan keberagaman unsur-unsur alam di sekitar teluk.
Malam di Teluk


bukit-bukit
batu
dan karang
tumpuan angin selatan
ada ladang-ladang cengkeh semakin tua di pinggangnya
bunganya dipatahkan musim tiba

dan jalan setapak, mendaki
yang dulu selalu kau jaga dengan teliti
kini padam
tak lagi dapat kau baca
nyanyian bergema di sana
rindu
ataukah
duka


Sumber: Surat-Suratku kepada GN (1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Malam di Teluk" menggambarkan pemandangan alam yang indah dan merayakan keberagaman unsur-unsur alam di sekitar teluk. Ediruslan PE Amanriza menghadirkan atmosfer yang kaya akan makna dan menawarkan lapisan emosional.

Deskripsi Lanskap Alam: Puisi dibuka dengan gambaran lanskap alam yang kaya akan bukit-bukit, batu, dan karang, menciptakan bayangan sebuah teluk yang megah. Pemilihan kata yang kuat dan gambaran yang hidup memberikan warna dan kehidupan pada lingkungan yang digambarkan.

Cengkeh yang Tua dan Musim yang Datang: Gambaran mengenai ladang-ladang cengkeh yang semakin tua menunjukkan unsur kehidupan dan perubahan musim. Patahan bunga cengkeh menciptakan gambaran musim yang berganti, dan ini bisa diartikan sebagai simbol siklus kehidupan dan perubahan yang tak terelakkan.

Jalan Setapak yang Padam: Deskripsi tentang jalan setapak yang dulu selalu dijaga dengan teliti, tetapi kini padam, membawa unsur nostalgia dan misteri. Jalan setapak yang padam mungkin mencerminkan kenangan yang meredup seiring berjalannya waktu atau perubahan yang tidak terduga.

Nyanyian, Rindu, dan Duka: Ungkapan "nyanyian bergema di sana, rindu ataukah duka" membawa dimensi emosional pada puisi. Hal ini memberikan ruang interpretasi bagi pembaca untuk merenungkan perasaan yang terkandung dalam suasana malam di teluk tersebut.

Sentuhan Nostalgia: Penggunaan kata-kata seperti "mendaki yang dulu selalu kau jaga dengan teliti" menyentuh pada elemen nostalgia. Ini membawa pembaca kembali pada masa lalu dan membangkitkan kenangan yang mungkin terhubung dengan jalan setapak yang padam.

Puisi ini berhasil menggambarkan keindahan alam, menciptakan suasana yang mendalam, dan mengajak pembaca untuk meresapi nuansa malam di teluk dengan perasaan nostalgia, rindu, atau duka yang kompleks.

Ediruslan PE Amanriza
Puisi: Malam di Teluk
Karya: Ediruslan PE Amanriza

Biodata Ediruslan PE Amanriza:
  • Ediruslan PE Amanriza lahir pada tanggal 17 Agustus 1947 di  Bagan-siapiapi, Riau.
  • Ediruslan PE Amanriza meninggal dunia pada tanggal tanggal 3 Oktober 2001.
  • Ediruslan PE Amanriza adalah salah satu penulis puisi, cerita pendek, novel, dan esai sastra.
© Sepenuhnya. All rights reserved.