Puisi: Potret (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Potret" karya Cecep Syamsul Hari mengajak pembaca untuk merenung tentang perasaan, pemikiran, dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam alam.
Potret


Ada yang ingin disampaikan peri
rumput tepian danau padamu

Barangkali tentang seorang pangeran
pemalu yang disekap di negeri senja
Mungkin pula tentang seekor angsa liar
tak kuasa menatap lembut matamu

Lalu diam-diam kembali
ke ribaan daun-daun jauh di bukit seberang danau

Ada yang ingin disampaikan riak
air yang kemilau dibasuh sisa sinar matahari

Di langit, burung pengembara bergegas menjauh ke dunia luka

Hampir tanpa kau sadari
malam begitu saja jatuh dalam pelukanmu

Ada yang ingin kau sampaikan tentang peri
rumput dan riak air pada malam yang kini lelap di pangkuanmu


1992-1999

Analisis Puisi:
Puisi "Potret" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana alam dan perenungan pribadi. Dalam puisi ini, penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan yang dalam.

Hubungan Alam dan Emosi: Puisi ini menghubungkan elemen-elemen alam seperti peri, rumput, dan danau dengan emosi dan perasaan yang lebih dalam. Penyair menggambarkan bahwa alam memiliki pesan atau cerita tersendiri yang ingin disampaikan kepada sang tokoh dalam puisi.

Simbolisme Tokoh Pangeran dan Angsa Liar: Pangeran pemalu yang disekap di negeri senja dan seekor angsa liar yang tak mampu menatap matamu merupakan gambaran tokoh-tokoh simbolis. Mereka mungkin melambangkan perasaan, pemikiran, atau pengalaman dalam diri tokoh utama atau penyair. Pangeran pemalu bisa mewakili sifat-sifat dalam diri manusia seperti keragu-raguan atau kecemasan. Angsa liar mungkin melambangkan keinginan untuk menghindari atau menjauhi sesuatu yang terlalu intens atau intim.

Penggunaan Bahasa Simbolis: Penyair menggunakan bahasa simbolis dalam menggambarkan suasana dan perasaan. "Di langit, burung pengembara bergegas menjauh ke dunia luka" bisa diartikan sebagai perasaan melarikan diri atau menghindar dari situasi yang tidak nyaman atau menyakitkan. Penggunaan "dunia luka" menunjukkan bahwa ada rasa sakit atau penderitaan yang ingin dihindari.

Ruang Keheningan: Pada bagian akhir puisi, terdapat ungkapan "Hampir tanpa kau sadari / malam begitu saja jatuh dalam pelukanmu." Ini menciptakan perasaan keheningan dan ketenangan. "Malam jatuh" bisa diartikan sebagai momen refleksi dan introspeksi yang mendalam, di mana tokoh utama merenungi makna dari pesan-pesan alam.

Puisi "Potret" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya yang penuh dengan makna dan emosi. Melalui penggunaan elemen alam, simbolisme tokoh, dan bahasa yang sederhana namun dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perasaan, pemikiran, dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam alam dan dalam diri kita sendiri.

Puisi Potret
Puisi: Potret
Karya: Cecep Syamsul Hari
© Sepenuhnya. All rights reserved.