Puisi: Sebelum Makan Malam (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi: Sebelum Makan Malam Karya: Cecep Syamsul Hari
Sebelum Makan Malam


Kita cuma bisa bersandar pada waktu, Afuz.
Tertegun-tegun menunggu kekuasaan tumbuh dewasa:

Tanpa peluru, sepatu berlumpur darah itu,
dan belajar membaca manusia sebagai kumpulan
keinginan dan kesedihan.

Bukan fosil atau gambar separuh badan
sebagai sasaran tembakan.

Seperti engkau,
aku lahir dari sebuah sejarah
yang lecak dan selingkuh.

Tetapi kita mencintai negeri yang sama,
yang senyumnya bagai impian,
seperti pada masa remaja kita mencintai wanita yang sama,
yang senyumnya bagai buaian.

Cinta dan kekuasaan bersandar pada waktu, Afuz,
seperti babad rambutmu yang menipis
dan hikayat luka dalam aliran darahku.

Segalanya menjadi selalu mungkin:
Barangkali karena ada rumah kanak-kanak dalam batin kita
yang penuh senyum dan gelak tawa.

Bahkan ketika pecahan mortir dan kenangan
menderas dari jauh dan jatuh dua kaki dari lubang
persembunyian, juga impian, kita yang rapuh.

Seperti Peter Pan, Tom Sawyer atau Bimbilimbica,
kita menunggu hadiah ulang tahun bukan saja dari pasangan
paman dan bibi yang tambun dan riang.

Tetapi juga dari sahabat khayalan,
Tuhan, serdadu yang mulutnya penuh roti,
sepasang granium, tiga grasia,
dan peri-peri riuh di hutan-hutan jauh.


1994-2006
Puisi Sebelum Makan Malam
Puisi: Sebelum Makan Malam
Karya: Cecep Syamsul Hari
© Sepenuhnya. All rights reserved.