Puisi: Air Mata (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Air Mata | Karya | Rustam Effendi | Banyak kenalan kaum kerabat/ kawan bergurau bersuka-suka/ tetapi di masa berhati sebat/ kemanakah tempat
Air Mata


Banyak kenalan kaum kerabat,
kawan bergurau bersuka-suka,
tetapi di masa berhati sebat,
kemanakah tempat mengatakan luka?

Ibu dan ayah sanak selingkar,
tempat mengadu mencurah susah,
tetapi mereka semata mendengar,
mengerti pun tidak perkataan Gundah

Tidak seorang membujuk,
jikalau kita diremas duka.
Karena ta' seorangpun dapat mengajuk,
dalam lautan rasaian kita.
Hanyalah air mata di waktu bersunyi,
yang dapat mencucurkan obat nurani.


Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Air Mata" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Pergulatan Emosional: Puisi ini menggambarkan pergulatan emosional seseorang yang merasa terisolasi dan tidak memiliki tempat untuk mengungkapkan luka dan kesedihannya. Hal ini menciptakan perasaan simpati dan menggugah emosi pembaca.
  2. Penekanan pada Keterbatasan Komunikasi: Puisi ini menyoroti keterbatasan dalam komunikasi antara manusia. Meskipun memiliki banyak kenalan, kerabat, dan orang yang dekat, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat memahami dan membantu mengatasi penderitaan yang terpendam.
  3. Peran Air Mata: Puisi ini menyoroti peran air mata sebagai bentuk ekspresi emosional yang mampu memberikan kelegaan kepada nurani yang terluka. Air mata dianggap sebagai obat yang dapat mencucurkan rasaian dan memberikan penyembuhan dalam kesunyian.
  4. Penggunaan Bahasa yang Sederhana namun Menggugah: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun memiliki kekuatan untuk menggugah perasaan. Pilihan kata-kata seperti "diremas duka" dan "cucurkan obat nurani" memberikan efek yang kuat dalam menggambarkan pengalaman emosional.
Puisi "Air Mata" karya Rustam Effendi menggambarkan kesepian dan keterbatasan komunikasi dalam mengungkapkan luka dan kesedihan. Penggunaan air mata sebagai simbol ekspresi emosional yang memberikan kelegaan dan penyembuhan menjadi fokus utama dalam puisi ini.

Rustam Effendi
Puisi: Air Mata
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.