Puisi: Di Kuburan Ayah (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Di Kuburan Ayah" karya Slamet Sukirnanto menyentuh tema kehilangan seorang ayah dan perasaan anak terhadapnya setelah kematian sang ayah.
Di Kuburan Ayah

Berteduh pohon kamboja berkembang
Tinggalmu yang kekal
Tak kenal lagi senyummu
Memikat hatiku
Ketika masih kanak.

Bukan segunduk tanah
Kupuja. Kerna diharamkan agama
Adalah hidupmu
Mengenang di kalbu!

1963

Sumber: Catatan Suasana (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Kuburan Ayah" karya Slamet Sukirnanto adalah karya sastra yang menyentuh tema kehilangan seorang ayah dan perasaan anak terhadapnya setelah kematian sang ayah. Dalam puisi ini, pengarang menggunakan gambaran pohon kamboja, tanah kuburan, dan kenangan masa kecil untuk menggambarkan rasa kehilangan dan penghargaan terhadap sang ayah.

Keabadian dan Kenangan: Puisi ini dimulai dengan gambaran pohon kamboja yang berkembang di kuburan ayah. Kamboja adalah bunga yang umum digunakan dalam upacara kematian di banyak budaya, dan di sini, itu adalah simbol keabadian. Penggunaan kata "kekal" menunjukkan bahwa meskipun sang ayah telah meninggalkan dunia, kenangannya tetap hidup dan abadi dalam hati sang anak.

Perasaan Kehilangan: Pengarang menggambarkan perasaan kehilangan yang mendalam dengan kata-kata "Tak kenal lagi senyummu" dan "Memikat hatiku." Ini mencerminkan betapa beratnya rasa kehilangan dan rindu terhadap sang ayah. Sang anak merindukan masa-masa ketika ayahnya masih hidup dan tersenyum kepadanya.

Penghormatan dan Penghargaan: Meskipun sang ayah telah meninggal, pengarang mengungkapkan penghargaan dan rasa hormat yang mendalam terhadapnya. Ayah dianggap sebagai figur yang sakral dan dihormati, seperti yang terlihat dalam baris "Bukan segunduk tanah Kupuja." Pujian ini mencerminkan rasa hormat dan cinta yang tak berakhir terhadap sang ayah.

Agama dan Tradisi: Puisi ini juga menyentuh tema agama dan tradisi. Kata-kata "Kerna diharamkan agama" menggambarkan pentingnya agama dalam menghormati dan meratifikasi hubungan antara anak dan orang tua yang telah meninggal dunia.

Puisi "Di Kuburan Ayah" adalah penghormatan yang indah terhadap sang ayah dan hubungan yang berharga antara seorang anak dan ayahnya. Pengarang menggunakan gambaran alam dan kenangan masa kecil untuk menciptakan gambaran yang emosional dan penuh arti tentang perasaan kehilangan dan penghargaan.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Di Kuburan Ayah
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.