Analisis Puisi:
Puisi "Di Seberang Waktu" karya Upita Agustine menggambarkan perjalanan melalui waktu dan membeberkan dimensi yang penuh kontras. Dengan penekanan pada kebencian, dendam, pelarian, dan rindu, puisi ini menyajikan lapisan emosional dan refleksi kehidupan.
Kontras Sejarah: Puisi dimulai dengan penggambaran kebencian dan dendam yang meluluh lantak di panggung sejarah. Warna merah jingga langit dan tanah menciptakan suasana dramatis dan konflik dalam peristiwa sejarah. Ini menunjukkan kontras antara ketegangan sejarah dan keindahan warna alam.
Pelarian Panjang: Puisi dilanjutkan dengan menggambarkan langkah bergegas dan pelarian panjang. Harum bunga tanjung dan sungai-sungai yang menghilir menawarkan citra keindahan dan ketenangan di tengah-tengah pelarian. Ini menciptakan perasaan kontras antara kesulitan hidup dan kecantikan alam.
Rindu dan Kehilangan: Penyair menyatakan bahwa dari halaman ini, ia menjalin helai-helai rindu dalam rahim dan nafasnya. Hal ini menunjukkan adanya lapisan emosional yang terkandung dalam kenangan dan rindu terhadap waktu yang berlalu. Keseluruhan puisi menciptakan perasaan kehilangan yang mendalam.
Sajak dan Pengungkapan: Pada akhir puisi, sajak dinyatakan sebagai pengungkap beribu dusta dan pengkhianatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa sajak sebagai medium ekspresi dapat mengungkapkan berbagai lapisan kehidupan, baik yang indah maupun pahit.
Perjalanan Pribadi: Puisi ini juga dapat diartikan sebagai perjalanan pribadi seseorang melalui sejarah, pelarian, dan kenangan. Pilihan kata yang kuat dan gambaran yang dihadirkan menciptakan nuansa yang mendalam tentang perjalanan hidup.
Bahasa dan Citra Puitis: Upita Agustine menggunakan bahasa yang puitis dan citra-citra yang kaya untuk menciptakan suasana dan menyampaikan emosi. Penggunaan kata-kata seperti "meluluh lantak," "helai-helai rindu," dan "beribu dusta" memberikan dimensi ekstra pada makna puisi.
Puisi "Di Seberang Waktu" tidak hanya menggambarkan perjalanan fisik melalui waktu, tetapi juga perjalanan emosional yang penuh dengan kontras dan kompleksitas. Dari kebencian dan pelarian hingga rindu dan pengkhianatan, puisi ini merangkum berbagai aspek kehidupan manusia. Upita Agustine berhasil menciptakan karya yang puitis dan mendalam, merangsang pemikiran pembaca tentang perjalanan hidup dan waktu yang tak terelakkan.
Karya: Upita Agustine
Biodata Upita Agustine:
- Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P. (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.