Puisi: Rina (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Rina | Karya | Rustam Effendi | Selamat bangun, selamat sadar, Rina bahari!/ Selamat tuan meninggalkan malam/ Singkaplah kelambu/ Jinggap ....
Rina


Selamat bangun, selamat sadar, Rina bahari!
Selamat tuan meninggalkan malam.
Singkaplah kelambu,
Jinggapkan parasmu.
Bayangkan senyum put'ri mantari.

Silakan naik, silakan duduk, Penyapu langit!
Silakan berdandan permata nilam.
Taburkan berlian
di rumput dan dahan.
Jinggakan bibir di pantai bukit.

Marilah masuk, marilah mari, Utusan siang!
Mari bukakan darni gumbiran.
Dengarkan dadungku
Berpantun merindu.
Terkenang ada, perkataan kurang.

Siapa penyuruh tuan kemari, o Surya makmur
Mewartakan hari Yaumu'lhasyar.
Kenang Pesuruhnya
hentikan tegahnya.
Itulah erti terima syukur!


Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Rina" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Personifikasi Alam: Dalam puisi ini, alam dan unsur-unsur alam seperti Rina, Penyapu Langit, dan Utusan Siang dihidupkan dan diberikan karakteristik manusia. Hal ini menciptakan suasana yang magis dan membawa pembaca ke dalam dunia puisi yang imajinatif.
  2. Penggunaan Kata-kata yang Menyegarkan: Puisi ini menggunakan kata-kata yang segar dan menggambarkan keindahan alam. Misalnya, kata-kata seperti "senyum put'ri mantari," "permata nilam," "berlian," dan "pantai bukit" menghadirkan gambaran keindahan dan kilau yang memikat.
  3. Ungkapan Rindu dan Kerinduan: Terdapat ungkapan rindu dan kerinduan dalam puisi ini, terutama dalam kata-kata "Berpantun merindu" dan "Terkenang ada, perkataan kurang." Hal ini menambahkan dimensi emosional dalam puisi dan menggugah perasaan pembaca.
  4. Pesan Terima Kasih dan Penghargaan: Puisi ini mengandung pesan terima kasih dan penghargaan, terutama dalam baris terakhir yang menyatakan "Itulah erti terima syukur!" Hal ini menggarisbawahi rasa syukur dan penghargaan terhadap kehadiran alam dan segala keindahannya.
Puisi "Rina" menggambarkan alam dengan cara yang magis dan menyegarkan. Ungkapan rindu, kerinduan, serta pesan terima kasih dan penghargaan turut menjadi elemen menarik dalam puisi ini.

Rustam Effendi
Puisi: Rina
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.