Puisi: Sekali Sebulan (Karya M. Balfas)

Puisi "Sekali Sebulan" karya M. Balfas menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual manusia, dari keinginan dan harapan hingga kekecewaan dan ...
Sekali Sebulan

Sekali sebelum kami terjaga bertanya
bagaimana bulan bisa besar di kaca
di negeri tiada cinta
dan gairah sudah banyak terlupa

Sekali sebulan kami terjaga
menikmati bulan besar di kaca
bagai membalik-balik album
sampai habis kami baca

Kami sekarang sudah bertiga
tapi kami masih menunggu
bulan bisa besar di kaca
dan ada api yang bisa bakar badan seluruh

Kami sekarang sudah berempat
pergi pagi pulang sore pukul
Untuk lain tiada sempat
kami hanya menunggu mengharap

Sekali sebelum bisa terjaga
bagaimana badan bisa besar di kaca
dan gairah begitu besar bisa terdekap
Di negeri tiada cinta
dan gairah banyak terlupa

25 April 1960

Analisis Puisi:

Puisi "Sekali Sebulan" karya M. Balfas adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan waktu dan perubahan dalam kehidupan manusia.

Simbolisme Bulan dan Kaca: Bulan dan kaca digunakan sebagai simbol dalam puisi ini. Bulan besar yang terlihat di kaca mewakili nostalgia, keinginan, atau keindahan yang terlihat tetapi sulit dicapai atau dipahami. Kaca mencerminkan realitas, mungkin menunjukkan ketidakmampuan kita untuk menjangkau atau memahami keindahan yang sebenarnya.

Perubahan dalam Kehidupan: Puisi ini menggambarkan perubahan yang terjadi dalam hidup manusia seiring berjalannya waktu. Dari awal puisi yang penuh tanya dan keraguan, hingga akhir yang penuh dengan pengharapan yang terkikis dan kekecewaan. Perubahan ini tercermin dalam keberadaan bertiga dan berempat, menandakan perubahan dalam dinamika hubungan dan kehidupan sehari-hari.

Nostalgia dan Keinginan: Ada rasa nostalgia yang kuat dalam puisi ini, yang ditunjukkan oleh keinginan untuk menikmati momen-momen indah seperti melihat bulan besar di kaca. Namun, keinginan ini terlihat sulit terpenuhi dalam "negeri tiada cinta" yang terasa dingin dan tanpa gairah.

Harapan dan Kekecewaan: Pada akhirnya, puisi ini mengekspresikan rasa harapan yang terkikis oleh realitas kehidupan yang keras dan kecewa. Meskipun menunggu dan berharap, tetapi harapan itu tampaknya tidak terwujud.

Dengan demikian, puisi "Sekali Sebulan" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual manusia, dari keinginan dan harapan hingga kekecewaan dan penerimaan terhadap kenyataan. Puisi ini menyoroti kompleksitas perasaan dan pengalaman manusia dalam menghadapi perubahan dan tantangan kehidupan.

Puisi
Puisi: Sekali Sebulan
Karya: M. Balfas
    Biodata M. Balfas:
    • Nama lengkap Muhammad Balfas.
    • M. Balfas lahir di Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, 25 Desember 1922.
    • M. Balfas meninggal dunia di Jakarta, 5 Juni 1975 (pada umur 52 tahun).
    • M. Balfas termasuk dalam Angkatan '45.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.