Puisi: Sungai Musi (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Sungai Musi" merangsang pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup mereka sendiri, mengingatkan akan kekuatan tekad dan keberanian ...
Sungai Musi


Kembali padamu
Gerak gelombang
Menggoncang perahu

Mencari jejak
Pusat segala tindak

Menantang arus
Ke hulu tiada putus
Perjalananmu
Tak ada ragu
Timbul tenggelam
Ujung batas-Mu!

Kembali padamu
Roda waktu
Pergeseran musim
Kapal dan perahu
Siapa lebih tangguh
Menembus medan yang riuh

Kodrat air
Gerak menuju hilir
Mengalir terus mengalir

Melawan takdir
Jangan tersingkir!
Riwayat belum berakhir
Dua tepian -- hadir!

Palembang, Februari 1982

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Sungai Musi" karya Slamet Sukirnanto adalah persembahan indah tentang perjalanan kehidupan dan ketidakputus-putusan gerak alam. Melalui gambaran sungai, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti ketekunan, ketidakpastian, dan perlawanan terhadap takdir.

Latar Belakang: Puisi ini mungkin terinspirasi oleh Sungai Musi, salah satu sungai terbesar di Sumatera Selatan, Indonesia. Melalui metafora sungai, Slamet Sukirnanto mencoba menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang kehidupan dan perjalanan manusia.

Imaji Gerak dan Perjalanan: Puisi ini penuh dengan imaji gerak dan perjalanan, baik secara fisik (perahu di atas sungai) maupun secara metaforis (perjalanan hidup). Gerak gelombang dan timbul tenggelam menciptakan gambaran yang dinamis tentang perjalanan kehidupan.

Puisi Reflektif: Struktur puisi ini menunjukkan refleksi terhadap kehidupan dan perjalanan waktu. Kembali padamu dan Roda waktu menggambarkan siklus yang tak terelakkan dalam kehidupan.

Perjalanan Hidup: Tema dominan dalam puisi ini adalah perjalanan hidup, diwakili oleh Sungai Musi. Perjalanan sungai menjadi perumpamaan bagi perjalanan manusia, penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

Ketidakputus-putusan: Penggunaan frasa "Ke hulu tiada putus" menciptakan citra ketidakputus-putusan, mencirikan tekad yang tak tergoyahkan dan semangat yang terus mengalir tanpa henti.

Perlawanan terhadap Takdir: Puisi ini mencerminkan semangat untuk melawan takdir. Melawan takdir dan menantang arus sungai merupakan simbol perlawanan terhadap ketidakpastian dan tantangan hidup.

Ketekunan dan Ketidakpastian: Puisi "Sungai Musi" mengajarkan tentang pentingnya ketekunan dalam menghadapi ketidakpastian hidup. Meskipun ada tantangan dan rintangan, perjalanan sungai terus berlanjut.

Semangat Perlawanan: Puisi ini menyiratkan semangat perlawanan terhadap takdir. Tantangan dan medan yang riuh menggambarkan hidup sebagai perjuangan yang memerlukan keberanian dan tekad.

Melalui bahasa puitisnya yang kaya dan imaji yang kuat, Slamet Sukirnanto berhasil menggambarkan perjalanan hidup sebagai sungai yang tak terputus-putusnya. "Sungai Musi" menjadi kiasan tentang kehidupan yang penuh perjuangan, ketidakpastian, dan semangat untuk terus melawan. Puisi ini merangsang pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup mereka sendiri, mengingatkan akan kekuatan tekad dan keberanian dalam menghadapi arus kehidupan yang tak terduga.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Sungai Musi
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.