Puisi: Doa Makam (Karya Bahrum Rangkuti)

Puisi "Doa Makam" karya Bahrum Rangkuti menghadirkan keindahan alam dan kehidupan spiritual dengan penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat.
Doa Makam

Dilindung bayang gantungan dahan
baringan dinda hening tenang
bunga kemboja di tahan abang
bayu senja sepoi perlahan

Pandang pilu 'nembusi dalam
basah gemetar hamparan melati
suara Qur'an di dekat pualam
kian seni sendu di hati

perlahan hilang warna hijau
dunia dan langit mengendus sunyi
kenang melayang ke alam rohani

tenang malam membelai jiwa
mengalun suara samar sepoi
dari bintang jauh kemilau

Sumber: Panca Raya (1 Nopember 1946)

Analisis Puisi:

Puisi "Doa Makam" karya Bahrum Rangkuti menggambarkan suasana spiritual dan refleksi yang mendalam tentang kehidupan, kematian, dan hubungan dengan alam.

Gambaran Alam dan Spiritualitas: Puisi dimulai dengan gambaran alam yang tenang dan damai. Bayangan gantungan dahan, bunga kemboja, dan bayu senja menciptakan suasana yang puitis dan alami. Penyair menciptakan suasana yang menenangkan, menyoroti hubungan yang dalam antara alam dan spiritualitas.

Ketenangan dan Keheningan: Ada tema ketenangan dan keheningan yang kental dalam puisi ini. Suasana hening dan tenang di sekitar makam memberikan kesempatan bagi sang penyair untuk merenungkan makna kehidupan dan kematian. Pualam dan melati melambangkan kemurnian dan spiritualitas, sementara suara Qur'an menambahkan elemen keagamaan yang kental.

Keindahan Bahasa dan Imaji: Bahrum Rangkuti menggunakan bahasa yang indah dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pesannya. Penggunaan kata-kata seperti "gemetar hamparan melati" dan "suara samar sepoi dari bintang jauh" memberikan nuansa estetika yang mendalam dan memperkuat pengalaman spiritual yang disampaikan dalam puisi.

Kenangan dan Refleksi: Penyair menggambarkan kenangan yang terbang ke alam rohani, menghadirkan suasana kebersamaan dan kehidupan yang melebur dengan alam dan spiritualitas. Puisi ini menjadi tempat bagi sang penyair untuk merenungkan makna keberadaannya, mengenang masa lalu, dan merangkul ketenangan yang dihadirkan oleh malam.

Simbolisme dan Kehidupan Spiritual: Simbolisme bunga kemboja, melati, dan suara Qur'an mewakili kehidupan, keindahan, dan ketakwaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami kedalaman spiritualitas dan kebijaksanaan yang bisa ditemukan melalui refleksi pada kematian dan alam.

Puisi "Doa Makam" karya Bahrum Rangkuti adalah sebuah karya yang menghadirkan keindahan alam dan kehidupan spiritual dengan penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat. Melalui puisi ini, pembaca diundang untuk merenungkan makna kehidupan, kematian, dan kehadiran spiritual dalam dunia yang penuh keindahan ini.

Bahrum Rangkuti
Puisi: Doa Makam
Karya: Bahrum Rangkuti

Biodata Bahrum Rangkuti:
  • Bahrum Rangkuti lahir pada tanggal 7 Agustus 1919 di Galang, Deli Serdang, Sumatra Utara.
  • Bahrum Rangkuti meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1977 di Jakarta.
  • Bahrum Rangkuti adalah salah satu Sastrawan Angkatan '45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.