Puisi: Hajir (Karya Bahrum Rangkuti)

Puisi "Hajir" karya Bahrum Rangkuti mengangkat kisah Hajir, seorang wanita yang memainkan peran penting dalam sejarah agama Islam.
Hajir

Bagai kau dulu ribuan tahun lalu berlari-lari kecil
Antara Safa dan Marwah? Nafasku tertahan-tahan

Kau mencari-cari seraya melepas pandang
Dari bukit-bukit tandus ini
Di manakah air pelepas dahaga?

Dalam gelisah, wajahmu membayang mulus
Iman pada Ilahi Subhannahu wa Ta'ala
Langkahmu juwita gerak gerikmu halus

Kadang kau menoleh ke ladang terbuka
Anakmu disitu terhampar dekat batu
Kadang menengadah mengharap, Sempana dari Tuhan.

Mengombak kudung ke belakangmu
Dan matamu bening melingkup ruang
Adakah air di sana? Adakah pembantu

‘Nyambung nafas Ismail terkapar di Padang pasir
Tuhan tolonglah kami!
Duhai, kiranya Kau lepaskan kami
Dari Malang begini

Bukankah oleh perintah-Mu jua
Ilahi, di sini di Paran Kosong? -

Tujuh kali Kau daki Bukit Safa dan Marwa

Siapa dapat menolong?
Makhluk apapun tidak kelihatan
Tak ada pohon. Anjing-pun tak ada melolong

Ibrahim, suamimu menempatkan
Kau dan Ismail ke sini
Jauh dari pantai dan kediaman manusia

Cobaan Ilahi
Memancar hikmah dan harapan bagi abdi-abdi-Nya

Akhirnya kau berdiam diri

Tak kuasa lagi beringsut dalam duka lesu
Tapi tiba-tiba suara ghaib merdu:
"Hajir, dengar suara anakmu dan kau mendo’a
Dapatkanlah anakmu!"
Dan sembari mengisar sandangmu kaupun terbang
Berlari bagai kijang diburu

Maka memancurlah mata air Zam-Zam daripada-Nya
Kau beri Ismail minum
Lepas ia dari deritanya

Kaupun berkata,-Zumi ya mubarakkah!
Menguntum mengembanglah!
Dan suku-suku badwi di sekitar datang membantu
Namamu harum

Lihat kini, Hajir, betapa kau memancar
Membina ummat setapak demi setapak
Mengauh Ismail jadi besar di padang pasir

Ia pemanah ulung bergerak
Mengimpun satria srikandi
Selalu bersatu serempak

Mengupam luasan pasir tempat layak bagi insani
Kelak menjelmakan Muhammad
Janji Taurat dan Injil di ujung lidah Nabi-Nabi

Hajir namamu penuh berhikmat
Tertulis di langit sepanjang zaman
Jerih payahmu sebagai istri dan ibu menekan amat

Kepada kami disampaikan Taurat dan Qur’an
Oleh takdir Tuhan kau dibuang
Diasingkan dari kecintaanmu di Kanaan
Ombak Wahyu Ilahi terus mengumandang
Mendukung kita sekalian mengatasi zaman kini

Hidupmu bagi kami penuh arti.

10-1-1971

Catatan Admin:
Puisi "Hajir" ditulis pada tanggal 10 Januari 1971. Puisi ini mengisahkan tentang Siti Hajar; istri kedua Nabi Ibrahim yang merupakan ibu dari Nabi Ismail. Siti Hajar bersama anaknya ditinggalkan di tengah-tengah padang pasir yang gersang. Setelah berlari-lari antara bukit Safa dan Marwah untuk mencari air, Allah mengutus malaikat untuk menciptakan air.

Analisis Puisi:

Puisi "Hajir" karya Bahrum Rangkuti mengangkat kisah Hajir, seorang wanita yang memainkan peran penting dalam sejarah agama Islam. Dalam puisi ini, Bahrum Rangkuti mengeksplorasi perjalanan Hajir sebagai seorang ibu dan istri yang penuh tekad dan pengorbanan.

Tema

  1. Ketabahan dan Pengorbanan: Tema utama dalam puisi ini adalah ketabahan dan pengorbanan Hajir dalam menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah. Meskipun dalam situasi yang sulit, Hajir tetap tegar dan berusaha mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri dan anaknya.
  2. Keterhubungan dengan Ilahi: Puisi ini juga menyoroti hubungan Hajir dengan Ilahi, di mana dia memohon pertolongan dan bimbingan dalam menghadapi cobaan. Bahrum Rangkuti menggambarkan bagaimana ketabahan Hajir diuji, namun dia tetap memancarkan kepercayaan kepada Allah.
  3. Pemberian Air Zam-Zam: Salah satu poin penting dalam puisi ini adalah saat Hajir mendapatkan pertolongan dari Allah dalam bentuk air Zam-Zam, yang menjadi sumber kehidupan bagi dirinya dan anaknya. Hal ini menyoroti konsep rahmat dan pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang taat.

Gaya Bahasa

  1. Imaji yang Kuat: Bahrum Rangkuti menggunakan gambaran-gambaran yang kuat, seperti padang pasir, ombak Wahyu Ilahi, dan kehidupan di gurun, untuk menggambarkan perjalanan Hajir dan keadaan sekitarnya. Hal ini membantu pembaca untuk lebih terlibat dalam cerita dan merasakan emosi yang disampaikan dalam puisi.
  2. Dialog dan Monolog: Puisi ini menggunakan dialog dan monolog untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan percakapan antara Hajir dengan dirinya sendiri dan dengan Allah. Hal ini memberikan dimensi ke dalam puisi dan memperkuat pemahaman tentang perjuangan Hajir.
  3. Penggunaan Nama dan Simbolisme: Penggunaan nama-nama seperti "Safa" dan "Marwa" serta "Zam-Zam" memiliki makna simbolis dalam konteks agama Islam, yang menguatkan narasi tentang perjuangan Hajir dan pertolongan yang diberikan oleh Allah.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Hajir" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan ketabahan, pengorbanan, dan kepercayaan kepada Ilahi dalam menghadapi cobaan hidup. Kisah Hajir juga mengilustrasikan pentingnya memohon pertolongan Allah dalam situasi sulit dan bagaimana rahmat-Nya selalu hadir untuk hamba-Nya yang taat.

Puisi "Hajir" karya Bahrum Rangkuti adalah sebuah penggambaran indah tentang perjuangan dan ketabahan seorang wanita dalam menghadapi cobaan hidup. Melalui penggunaan gambaran yang kuat dan dialog yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kepercayaan kepada Ilahi dan pentingnya memohon pertolongan-Nya dalam setiap ujian hidup.

Bahrum Rangkuti
Puisi: Hajir
Karya: Bahrum Rangkuti

Biodata Bahrum Rangkuti:
  • Bahrum Rangkuti lahir pada tanggal 7 Agustus 1919 di Galang, Deli Serdang, Sumatra Utara.
  • Bahrum Rangkuti meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1977 di Jakarta.
  • Bahrum Rangkuti adalah salah satu Sastrawan Angkatan '45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.