Puisi: Hanya Mencoba (Karya Samiati Alisjahbana)

Puisi "Hanya Mencoba" karya Samiati Alisjahbana menghadirkan gambaran yang cukup mendalam tentang kehampaan dan upaya untuk mencari makna dalam ...
Hanya Mencoba


Tong besar, kosong
tertegak di bawah pohon rimbun
Melihat ke dalam...
Tampak muka di cermin air
sedikit di dasar tong lama berkarat
Pinggir kasar terpegang, dingin kelu
Tong besi!

Ini tong kosong
Berteriak ke dalam...
Suara tiba ke dasar hitam
dipukul kembali ke hawa luar
Tak nyata, jauh... menghilang

Sekali lagi...
Batu kecil dijatuhkan ke dalam
Suara Nyaring mendeking
tertumbuk telinga
Ini lain dari lain!
Tong kosong!


Sumber: Mimbar Indonesia (3 Januari 1948)

Analisis Puisi:
Puisi "Hanya Mencoba" karya Samiati Alisjahbana menghadirkan gambaran yang cukup mendalam tentang kehampaan dan upaya untuk mencari makna dalam kekosongan. Dengan menggunakan metafora tong kosong, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang arti eksistensi, kehidupan, dan upaya pencarian makna di dalamnya.

Tema Kehampaan dan Pencarian Makna: Puisi ini menggambarkan sebuah tong besi yang besar dan kosong di bawah pohon rimbun. Tong ini menjadi simbol kehampaan dan ketidakjelasan dalam kehidupan. Melalui deskripsi ini, penyair menyiratkan bahwa kehidupan tanpa makna seringkali seperti tong yang besar dan kosong. Penggunaan kata-kata seperti "kosong," "tertegak," dan "tong besi" menciptakan suasana yang mendalam dan mendorong pembaca untuk merenung.

Gambaran Alam dan Kehidupan: Pohon rimbun dan air yang tercermin menciptakan gambaran alam yang mengelilingi tong kosong. Ini bisa diartikan sebagai lingkungan kehidupan yang melibatkan alam dan unsur-unsur kehidupan lainnya. Dengan menyentuh elemen alam, penyair memberikan dimensi tambahan pada tema kehidupan dan kehampaan, menciptakan hubungan antara manusia dan alam.

Upaya Mencari Makna: Puisi ini menyajikan gambaran upaya pencarian makna melalui aksi melempar batu kecil ke dalam tong. Tindakan ini menciptakan suara nyaring yang mendekam dan memecah keheningan, seolah-olah mencoba membangunkan kehidupan atau mencari jawaban dalam kekosongan. Namun, suara tersebut segera "menghilang," menunjukkan ketidakpastian dan keabstrakan dalam upaya mencari makna.

Gaya Bahasa dan Metafora: Penyair menggunakan gaya bahasa yang kaya dan metafora yang kuat untuk menggambarkan realitas yang kompleks. Kata-kata seperti "dingin kelu," "suara Nyaring mendeking," dan "Tong kosong!" memberikan warna dan intensitas pada pengalaman yang ingin disampaikan penyair.

Perubahan Suasana dalam Puisi: Puisi ini menggambarkan perubahan suasana dari keheningan ke suara yang mendekam dan kembali ke keheningan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai perjalanan dari kekosongan menuju upaya mencari makna, namun dengan hasil yang tidak pasti atau sulit dicapai.

Keterkaitan dengan Karya Penyair: Samiati Alisjahbana sering kali menyelipkan pemikiran filosofis dan refleksi kehidupan dalam karyanya. Puisi "Hanya Mencoba" bisa dilihat sebagai salah satu representasi dari tema-tema yang sering dihadirkan dalam puisi-puisi Samiati Alisjahbana, seperti kehidupan, kehampaan, dan pencarian makna.

Dengan demikian, melalui analisis ini, kita dapat lebih memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh Samiati Alisjahbana dalam puisi "Hanya Mencoba," serta mengapresiasi keindahan bahasa dan pemikiran filosofis yang terkandung di dalamnya.

Samiati Alisjahbana
Puisi: Hanya Mencoba
Karya: Samiati Alisjahbana

Biodata Samiati Alisjahbana:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Samiati Alisjahbana.
  • Ejaan yang Disempurnakan: Samiati Alisyahbana.
  • Samiati Alisjahbana lahir di Jakarta, pada tanggal 15 Maret 1930.
  • Samiati Alisjahbana meninggal dunia di Honolulu, Hawaii, pada tanggal 15 Agustus 1966 (pada umur 36 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.