Memori
Bukan soalnya aku berharap
bukan pula mau berpinta
Soalnya tak bisa ku hidup
tanpa keindahan
keindahan wajah, keindahan maut
keindahan cinta, keindahan umur
Itulah, maka segala kupertaruhkan
sampai dasar kematian
Dan sudah waktunya jadi mengerti
kelahiran bukan lagi main-main
kehadiran bukan lagi tanpa sebab
serupa kelahiran puisi
bukan lahir tiada dera
bukan kata tiada arti
Ada satu selalu terasa
pertanyaan kecil selalu terdengar
– apa itu kematian
apa itu kelahiran
Dan itu sangat cepat berakhir
lalu mau dihabiskan untuk apa
kalau tidak mengecap sampai ke dasar
kalau tak mencapai kemenangan terakhir
O, hijau ladang, hijau hati
hitam langit, hitam wajah
padamulah aku lahir, tidur dan mati
padamu segala jadi terasa
umur bukan lagi soal besar
umur bukan lagi satu penolakan
Telah kualami
segenap dasar kejahatan
segenap dasar keluhuran
keduanya lahir satu sumber
antara cinta diri dan cinta waktu
Itulah soalnya aku bertaruh waktu
juga karena umur serupa perawan
hitam manis, hitam madu
Ada orang kata
simpanlah buat esok
esok, esok, dan esok
Esok yang mana
tak ada kematian lain dari satu itu
tak ada kenikmatan lain
dari yang sekarang langsung
Soalnya hanya cinta
ketemu dia, berjumpalah yang lain
Dan tundalah soal kematian
serupa alam menunda laut
ia hanya sekali
lupakanlah
Lihatlah silang-silang jari
lihatlah silang-silang hati
dekaplah sampai ke rongganya
dengar apa ia berkata
Kalau berpisah setelah bersua
apa itu malam
apa itu fajar, pagi dan malam
apa itu dendam, cinta dan umur
Serasa kutemukan waktu danau
danau yang nampak dasarnya
Ingati sekali lagi
ia datang hanya sekali
kalau datang bagai fajar
Puisi: Memori
Karya: Kirdjomuljo
Catatan:
- Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
- Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
- Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
- Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
Baca juga: Puisi Pendek tentang Ibu