Puisi: Albert Monginsidi (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Albert" karya Kirdjomuljo membangkitkan rasa empati dan refleksi, mendorong kita untuk menghargai setiap momen dan merenung tentang makna ...
Albert Monginsidi


Darahmu tak kutahu saat menetes, tak kutahu
Tetapi jariku kurasa membasah
Hilang seorang yang berhak dikenang

Wajahmu tak kutahu saat istirah
Tetapi kurasa menatapku
Datang seorang yang berhak mendapatkan setia

Albert betapa kau masih remaja

Tetapi dari segala yang tidak kutahu
Satu hal mengikat adamu dan adaku
Kau melawan dan mencintai yang berhak digenggam

Kuburmu tak pernah kutahu
Tetapi kusedia tempat bagimu dalam hatiku
Dan seuntai karangan bunga yang kekal

Kau telah memilih jalan terbaik
Dari segenap kematian yang bertanda
Dari segenap kehidupan yang berhak dicintai


Analisis Puisi:
Puisi "Albert" karya Kirdjomuljo menciptakan gambaran yang puitis dan mendalam tentang kehilangan, kenangan, dan pengabdian. Melalui gaya bahasa yang indah, penyair merangkai kata-kata untuk mengungkapkan perasaan kehilangan dan penghormatan terhadap seseorang yang mungkin telah meninggalkan dunia.

Pengungkapan Tentang Kehilangan dan Kenangan: Dari awal puisi, penyair menciptakan suasana penuh misteri dan kehilangan dengan menggambarkan bahwa darah yang menetes tidak diketahui pemiliknya. Namun, jarinya merasakannya, menggambarkan pemahaman yang lebih dalam tentang kehilangan seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang aspek tak terlihat dari kehidupan dan kematian.

Pertanyaan yang Menggugah Pemikiran: Puisi dimulai serangkaian pertanyaan tentang apa yang tidak diketahui oleh penyair. Wajah yang tidak dikenal dan pertemuan dengan seseorang yang layak diingat memberikan lapisan misteri pada kisah ini. Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan suasana refleksi dan introspeksi, mendorong pembaca untuk memikirkan arti di balik kata-kata.

Pandangan Terhadap Perjalanan Hidup: Penggunaan kata "remaja" untuk menggambarkan Albert menunjukkan bahwa waktu perjalanan hidupnya mungkin tidak panjang. Namun, penyair menekankan pada pengalaman dan kebijaksanaan yang diakumulasikan selama waktu yang terbatas tersebut. Hal ini mengajak kita untuk merenung tentang nilai dari setiap momen dalam hidup.

Kontras antara Kematian dan Cinta: Puisi menyajikan kontras antara kematian dan cinta. Meskipun kita mungkin tidak tahu tentang kematian seseorang, ada satu hal yang menghubungkan kita semua: perlawanan dan cinta terhadap yang seharusnya kita genggam erat. Kontras ini menciptakan nuansa kompleksitas dalam hubungan manusia dengan kematian dan kehidupan.

Tempat Khusus dalam Hati dan Kenangan yang Abadi: Penyair mengungkapkan bahwa kubur Albert tak pernah diketahui, tetapi ada tempat khusus baginya dalam hati penyair. Seuntai karangan bunga yang kekal melambangkan kenangan yang abadi. Dengan cara ini, puisi mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana kita merawat kenangan orang yang telah pergi.

Pilihan Hidup dan Kematian yang Terhormat: Puisi mengakhiri dengan pengakuan bahwa Albert telah memilih jalan terbaik dari berbagai pilihan kematian yang ditandai. Ungkapan ini menciptakan nuansa penghormatan terhadap pilihan hidup dan kematian yang diambil oleh individu, mengundang pembaca untuk merenung tentang nilai kehidupan dan keberanian dalam menghadapi kematian.

Puisi "Albert" karya Kirdjomuljo adalah karya yang penuh dengan nuansa kehidupan, kehilangan, dan cinta. Dengan kata-kata yang indah dan pemilihan bahasa yang cermat, penyair berhasil menggambarkan kebijaksanaan, kehormatan, dan kompleksitas dalam meresapi perjalanan hidup dan kematian. Puisi ini membangkitkan rasa empati dan refleksi, mendorong kita untuk menghargai setiap momen dan merenung tentang makna kehidupan dan kenangan.

Puisi
Puisi: Albert Monginsidi
Karya: Kirdjomuljo

Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.