Analisis Puisi:
Puisi "Jejak Terputus-putus" karya Leon Agusta mengungkapkan tema tentang perasaan kehilangan, jarak emosional, dan kepedihan dalam hubungan yang terputus. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengeksplorasi bagaimana perasaan rindu dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi dapat mempengaruhi hubungan antarindividu.
Kekecewaan dan Ketidakmampuan Berbicara
Puisi ini dimulai dengan "Sudah sia-sia menunggu / Tak sempat lagi bahkan buat bicara", mengekspresikan rasa frustrasi dan kekecewaan karena tidak ada kesempatan untuk berbicara atau menjelaskan sesuatu. Menunggu yang sia-sia dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi menunjukkan bahwa ada sesuatu yang penting yang tidak bisa diungkapkan atau diselesaikan.
Rasa Gegas dan Jejak Terputus-putus
"Walau sesaat rasa gegas datang memisah" menggambarkan bagaimana perasaan yang mendalam atau mendesak bisa menyebabkan perpisahan atau pemisahan yang tiba-tiba. "Esok antara kita jejak terputus-putus" melambangkan bagaimana hubungan menjadi tidak konsisten dan terputus-putus, menciptakan ketidakpastian dan kesedihan yang mendalam.
Pilihan untuk Tidak Peduli
"Seakan kita pilih sikap tak peduli. Memang" menunjukkan bahwa mungkin ada kesadaran atau keputusan untuk tidak memperdulikan atau menghadapi situasi ini. Pilihan untuk tidak peduli bisa menjadi cara untuk mengatasi rasa sakit atau ketidakmampuan untuk memperbaiki hubungan yang rusak.
Rindu dan Dingin di Dada
Pernyataan "Dan rindu yang datang sekali-sekali, cukuplah" mencerminkan bagaimana rindu menjadi perasaan yang datang dan pergi, namun tidak cukup untuk menyembuhkan atau memperbaiki hubungan. "Kemudian dada jadi dingin" menunjukkan bahwa rasa rindu ini akhirnya mengarah pada perasaan dingin atau kepedihan yang mendalam, menggambarkan bagaimana hubungan yang tidak konsisten atau terputus dapat menyebabkan jarak emosional dan ketidaknyamanan.
Puisi "Jejak Terputus-putus" karya Leon Agusta mengungkapkan perasaan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam dalam hubungan yang terputus dan tidak konsisten. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menyampaikan bagaimana ketidakmampuan untuk berkomunikasi dan ketidakpastian dalam hubungan dapat menyebabkan perasaan dingin dan kepedihan. Ini adalah refleksi tentang bagaimana rindu dan jarak emosional dapat mempengaruhi hubungan antarindividu, serta bagaimana sikap tidak peduli dapat menjadi mekanisme untuk mengatasi perasaan yang tidak terselesaikan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari hubungan yang terputus dan bagaimana kita menghadapi ketidakpastian dalam pengalaman emosional kita.
Puisi: Jejak Terputus-putus
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.