Puisi: Ke Toboali, Kita ke Toboali (Karya L.K. Ara)

Puisi "Ke Toboali, Kita ke Toboali" karya L.K. Ara mengajak pembaca untuk menjelajahi kota Toboali, sambil menggali sejarah dan perjuangan ....
Ke Toboali, Kita ke Toboali


Kami tambah jauh darimu
Tapi kami makin dekat
Dengan Koba dan Toboali

Udara langit tebal menghitam
Dan pepohonan di pelataran
Semakin temaram
Namun kami harus berjalan
Ke Koba dan Toboali

Ingin kulihat tapak Cheng Ho
Seorang muslim
Laksamana dan pelaut sejati
Yang berasal dari Desa He Dai
Ingin kusaksikan benteng Portugis
Yang konon bekasnya masih terguris

Ke Toboali, kita ke Toboali

Dalam sore yang indah
Kami semakin dekat ke Toboali
Daerah perjuangan
Rakyat terang terangan
Melawan penjajahan
Di bawah pimpinan Depati Amir
Depati Barin dan Depati Marawang

Di lembar daun sejarah
Tertulis dengan tegas
Masyarakat dan penduduk asli Suku Laut
Juga kaum Lanun tak pernah takut
Terbayang mereka menyerbu parit-parit timah Belanda
Di sekitar Sungai Kepo
Untuk merebut kembali Toboali
Lihatlah mereka maju dengan berani
Sehingga pasukan Belanda terpaksa mundur
Ke Pangkalpinang dengan teratur

Di lembar daun sejarah
Juga terlukis
Tentang kota Toboali yang manis
Kota indah di pinggir lautan
Yang tumbuh jadi kota pertambangan

Ke Toboali, kita ke Toboali
Kota kenangan di zaman revolusi


Toboali, Pangkalpinang, 26 Desember 2003

Analisis Puisi:
Puisi "Ke Toboali, Kita ke Toboali" karya L.K. Ara menciptakan sebuah pengalaman puitis yang mengajak pembaca untuk menjelajahi kota Toboali, sambil menggali sejarah dan perjuangan masyarakat setempat.

Pergeseran Jarak dan Kedekatan: Dalam pembukaan puisi, terdapat pernyataan paradoksal yang menarik, "Kami tambah jauh darimu / Tapi kami makin dekat / Dengan Koba dan Toboali." Pernyataan ini menciptakan kontras antara jarak fisik yang semakin jauh, tetapi kedekatan emosional atau historis yang semakin kuat. Ini menggambarkan pentingnya makna dan ingatan terhadap tempat-tempat tertentu, bahkan jika secara fisik jauh.

Imajinasi dan Wisata Sejarah: Puisi ini menjadi semacam perjalanan wisata sejarah ke Toboali. Penggunaan kata-kata seperti "tapak Cheng Ho," "benteng Portugis," dan "Daerah perjuangan" menciptakan citra-citra sejarah yang membangkitkan rasa ingin tahu dan imajinasi pembaca. Ara mengundang pembaca untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Toboali melalui kata-kata yang dipilihnya.

Keberanian dan Perjuangan: Melalui penggambaran perjuangan masyarakat setempat melawan penjajahan Belanda, puisi ini merayakan keberanian dan semangat perlawanan. Depati Amir, Depati Barin, dan Depati Marawang menjadi simbol perlawanan yang gigih terhadap penindasan. Bahkan, penjelasan tentang serbuan masyarakat setempat terhadap pasukan Belanda memberikan nuansa kepahlawanan dan kegigihan.

Puisi Sebagai Alat Pendidikan Sejarah: "Ke Toboali, kita ke Toboali" dapat dianggap sebagai medium yang mengajak untuk mendalami sejarah setempat. Puisi ini seperti membuka buku sejarah yang menarik dan mengajak pembaca untuk menyusuri peristiwa-peristiwa bersejarah. Ini menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang akar budaya dan perjuangan masyarakat setempat.

Pemandangan Kota Toboali: Ara menggambarkan Toboali sebagai "kota kenangan di zaman revolusi." Puisi ini mengingatkan kita pada pentingnya menghargai warisan sejarah kota tersebut. Sambil menggambarkan keindahan dan kenangan kota, puisi ini juga menyentuh tentang perubahan dan pertumbuhan yang terjadi seiring waktu.

Bahasa dan Ritme: Puisi ini memiliki ritme yang mengalir dan bahasa yang kaya. Ara menggunakan kata-kata yang cermat untuk menciptakan suasana dan merangsang imajinasi pembaca. Metafora dan personifikasi digunakan untuk memberikan warna dan kekuatan ekspresi.

Kesimpulan yang Optimis: Meskipun menggali sejarah perjuangan, puisi ini tidak terpaku pada kesedihan masa lalu. Sebaliknya, terdapat semangat dan optimisme di akhir puisi, memandang ke masa depan yang lebih baik dan penuh harapan.

Puisi "Ke Toboali, Kita ke Toboali" oleh L.K. Ara adalah puisi yang menggabungkan perjalanan fisik dan sejarah, menciptakan pengalaman puitis yang mendalam dan memikat. Dengan menonjolkan keberanian perjuangan dan mengundang pembaca untuk menjelajahi sejarah kota, puisi ini menjadi sarana pendidikan sejarah yang indah dan penuh inspirasi.

Puisi
Puisi: Ke Toboali, Kita ke Toboali
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.