Puisi: Rumah (Karya Bahrum Rangkuti)

Puisi "Rumah" karya Bahrum Rangkuti menggambarkan perasaan dan pengalaman seseorang atau keluarga yang menghuni beberapa rumah dalam lingkungan ...
Rumah

Kami menghuni tiga rumah
Di kota metropol di mana malaikat, jin dan
setan bertarung dalam hati insan
Di Ciputat dekat danau si Gintung untuk memisah

waktu, mengambang kenang di wilayah tapal batas
Jauh dari Jakarta namun dapat mengajuk nafas
rakyat kembang kempis dalam minggu berakhir
Di Pondok Cabe tempat keajaiban Langit mengalir

Tiga kali seminggu beralih kediaman
naik mobil ke kota numpang tangki minyak ke pinggiran
anak beranak diangkut ke sana sini

Apa yang kami cari dengan hidup begini
hampir-hampir tak bisa istirah. Cita-cita kian memburu!
Hanya satu diharapkan: rumah rohani di alam alwi.

10/12/1970

Sumber: Horison (Desember, 1971)

Analisis Puisi:
Puisi "Rumah" karya Bahrum Rangkuti menggambarkan perasaan dan pengalaman seorang individu atau keluarga yang menghuni beberapa rumah dalam lingkungan perkotaan yang sibuk dan penuh tantangan.

Tema Pencarian dan Perjalanan: Puisi ini mencirikan tema pencarian dan perjalanan. Penyair menyampaikan perasaan bahwa mereka sedang mencari rumah yang sesuai, baik secara fisik maupun spiritual. Ini tercermin dalam penggunaan kata-kata seperti "kami menghuni tiga rumah," "apa yang kami cari dengan hidup begini," dan "hanya satu diharapkan: rumah rohani di alam alwi." Puisi ini menyoroti perasaan ketidakpastian dan pencarian makna dalam hidup.

Kontras Kota dan Alam: Puisi ini menciptakan kontras antara kehidupan di kota metropolis yang sibuk dan alam. Kota digambarkan sebagai tempat di mana "malaikat, jin, dan setan bertarung dalam hati insan," sementara alam alwi diharapkan sebagai "rumah rohani." Kontras ini menunjukkan perasaan ketidakpuasan terhadap kehidupan perkotaan yang sibuk dan mungkin merujuk pada keinginan untuk kembali ke alam atau mencari kedamaian batin.

Kehidupan yang Berubah: Puisi ini menggambarkan perubahan dan perpindahan yang terjadi dalam kehidupan penyair dan keluarganya. Mereka pindah antar rumah di berbagai lokasi dan mengalami perubahan dalam rutinitas dan lingkungan mereka. Ini menciptakan perasaan ketidakstabilan dan mencerminkan perubahan dalam kehidupan modern yang sering kali penuh dengan mobilitas.

Kritik terhadap Kehidupan Kota: Puisi ini mungkin mengandung kritik terhadap kehidupan di kota metropolis. Penggambaran "malaikat, jin, dan setan bertarung dalam hati insan" bisa diartikan sebagai perjuangan manusia dalam menghadapi tekanan dan tantangan kehidupan perkotaan. Puisi ini mungkin mencerminkan perasaan kehilangan jati diri dalam kehidupan kota yang sibuk dan materi.

Harapan pada Spiritualitas: Penyair menyiratkan harapan pada rumah rohani atau spiritualitas sebagai tempat perlindungan dan makna dalam hidup. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian dan perubahan dalam kehidupan, harapan terletak pada pencarian makna yang lebih dalam dan ketenangan batin.

Puisi "Rumah" karya Bahrum Rangkuti adalah sebuah karya yang mencerminkan perasaan pencarian, perubahan, dan ketidakpastian dalam kehidupan perkotaan yang sibuk. Melalui kontras antara kota dan alam serta penggunaan kata-kata yang kuat, penyair mencoba menyampaikan perasaan dan harapan mereka terhadap rumah rohani dan makna dalam hidup.

Bahrum Rangkuti
Puisi: Rumah
Karya: Bahrum Rangkuti

Biodata Bahrum Rangkuti:
  • Bahrum Rangkuti lahir pada tanggal 7 Agustus 1919 di Galang, Deli Serdang, Sumatra Utara.
  • Bahrum Rangkuti meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1977 di Jakarta.
  • Bahrum Rangkuti adalah salah satu Sastrawan Angkatan '45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.