Puisi: Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik" karya Bakdi Soemanto menawarkan pemahaman tentang nilai penyaksian tanpa tindakan ekstrem, serta ....
Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik


Barangkali diam adalah yang paling baik
Diam dan menyaksikan semuanya.
Diam.
Selama tidak terlalu menipu diri sendiri, Diam.
Bukan karena pepatah:
bahwa diam adalah emas!
Diam.
Dan menyaksikan semuanya
Yang tengah berlangsung.
Barangkali diam adalah yang paling baik.
Daripada berhianat atau bunuh diri.
Pada suatu saat barangkali memang harus diakui: diam.
Dan semuanya dalam menunggu.
Dan menunggu.
Dan menunggu.
Sudah pasti sekali di sini:
Menunggu!

1968

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik" karya Bakdi Soemanto menggambarkan konsep keheningan dan peninjauan diam sebagai refleksi atas kehidupan dan kenyataan. Puisi ini mengeksplorasi ide-ide tentang nilai diam dalam menghadapi tantangan dan dinamika hidup.

Nilai Diam dan Penyaksian: Puisi ini menggambarkan diam sebagai tindakan yang paling baik, bukan karena dikaitkan dengan kekayaan atau nilai material seperti dalam pepatah "diam adalah emas," tetapi karena kemampuannya untuk mengamat-amati dan menyaksikan semua hal yang terjadi. Penggunaan kata "diam" berkali-kali menggarisbawahi pentingnya keheningan dan peninjauan sebagai bentuk respon yang bijaksana terhadap kehidupan.

Pertimbangan dalam Diam: Penyair menekankan bahwa diam menjadi baik jika tidak digunakan sebagai alat untuk membohongi diri sendiri. Ini mengindikasikan pentingnya kejujuran dan kesadaran pribadi dalam menghadapi kenyataan. Diam tidak hanya tentang ketidakhadiran suara, tetapi juga tentang menghadapinya.

Menunggu dan Tantangan: Puisi ini juga menyoroti elemen "menunggu" yang muncul secara berulang. Menunggu dapat diartikan sebagai bagian dari hidup yang memerlukan kesabaran dan ketekunan. Keberadaan yang penuh dengan ketidakpastian mengajarkan kita untuk menerima ketidakjelasan dan menunggu tanpa menyerah.

Kontras dengan Tindakan Ekstrem: Penyair menjelaskan bahwa diam lebih baik daripada tindakan ekstrem seperti pengkhianatan atau bunuh diri. Puisi ini menunjukkan bahwa diam dapat berfungsi sebagai cara untuk menjaga diri dari keputusan impulsif atau emosional yang merugikan.

Puisi "Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah refleksi tentang nilai keheningan dan peninjauan dalam menghadapi kehidupan. Dalam suasana yang penuh dengan dinamika dan tantangan, diam dapat menjadi bentuk bijak untuk mengamati dan merespons dunia. Puisi ini menawarkan pemahaman tentang nilai penyaksian tanpa tindakan ekstrem, serta mengajak pembaca untuk merenungkan makna keheningan dalam menghadapi perjalanan hidup.

Bakdi Soemanto
Puisi: Barangkali Diam Adalah yang Paling Baik
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.