Puisi: Dewi Sartika (Karya Saini KM)

Puisi "Dewi Sartika" karya Saini KM mencerminkan rasa hormat dan apresiasi penyair terhadap peran Dewi Sartika dalam menginspirasi generasi perempuan.
Dewi Sartika

Kuntum yang berkembang dalam sepi
Di pinggir jalan tempat sejarah lewat
Akankah ia hanya menyebar wangi
Pada angin lalu, pada masa lalu semata?

Tidak!

Gadis-gadis telah menyimpan benihnya
Menyemai dan menyiraminya dalam kalbu
Dan di bawah lengkung langit, di seberang fajar
Seribu, sejuta lagi akan kembali mekar.

1993

Sumber: Nyanyian Tanah Air (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Dewi Sartika" karya Saini KM adalah penghormatan kepada Dewi Sartika, seorang tokoh perempuan Indonesia yang dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk perempuan. Puisi ini mencerminkan rasa hormat dan apresiasi penyair terhadap peran Dewi Sartika dalam menginspirasi generasi perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

Tema dan Penghormatan: Puisi ini memiliki tema sentral penghormatan terhadap Dewi Sartika dan perjuangannya dalam memperjuangkan pendidikan perempuan. Penyair menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang dalam terhadap peran besar yang dimainkan oleh Dewi Sartika dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.

Simbolisme Kuntum: Kuntum yang berkembang dalam sepi adalah simbol dari gagasan atau pemikiran yang tumbuh dalam ketenangan dan kesunyian. Ini menggambarkan bagaimana ide-ide Dewi Sartika muncul dan berkembang dalam kondisi sosial yang sulit pada masanya.

Harapan dan Inspirasi: Puisi ini menyatakan harapan bahwa gagasan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Dewi Sartika akan terus mekar dan mempengaruhi generasi-generasi berikutnya. Gadis-gadis yang "menyimpan benihnya" dan "menyemai serta menyiraminya dalam kalbu" adalah representasi dari generasi yang terinspirasi oleh perjuangan Dewi Sartika.

Kebangkitan Pendidikan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kebangkitan pendidikan, terutama pendidikan perempuan. Pada saat Dewi Sartika hidup, pendidikan perempuan sangat terbatas, dan perjuangannya membantu membuka jalan bagi perempuan untuk mendapatkan akses ke pendidikan yang setara dengan laki-laki.

Gaya Bahasa yang Kuat: Penyair menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam untuk menggambarkan makna puisi ini. Gaya bahasanya yang deskriptif membuat pembaca merasa terinspirasi dan terhubung dengan pesan puisi.

Secara keseluruhan, puisi "Dewi Sartika" karya Saini KM adalah penghormatan yang sangat apresiatif terhadap perjuangan dan pengabdian Dewi Sartika dalam memajukan pendidikan, terutama pendidikan perempuan, di Indonesia. Puisi ini menciptakan gambaran yang indah tentang bagaimana nilai-nilai dan ide-ide perjuangan dapat terus mekar di kalbu generasi berikutnya.

Puisi Saini KM
Puisi: Dewi Sartika
Karya: Saini KM

Biodata Saini KM:
  • Nama lengkap Saini KM adalah Saini Karnamisastra.
  • Saini KM lahir pada tanggal 16 Juni 1938 di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa Barat.
  • Saini KM dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.