Puisi: Di Padang Arafah (Karya Saini KM)

Puisi "Di Padang Arafah" karya Saini KM mengeksplorasi dimensi-dimensi hubungan antara manusia dan Tuhan, serta ekspresi kesetiaan, pertentangan, ...
Di Padang Arafah

Pertemuan antara kita, Tuhanku, tak pernah resmi
Pertengkaran paling sengit dan rujuk paling mesra
Biasanya terjadi di antara sajadah batu
Di pinggir kali kecil tempat Kau terima
Kunjungan gembala dan penjaja keliling
Di senja syahdu, saat penyeru-penyeru-Mu berhenti.

Jalanku ke rumah-Mu hanyalah jalan setapak
Yang kurintis sendiri di dalam sepi,
Dan ruang-Mu kumasuki lewat pintu samping
Bukan gerbang raya tempat para jemaah
Berdesak agar dapat menghadap di saf pertama
Hubungan kita, tak pernah resmi.

Kini malam telah tiba di Padang Arafah
Dan di atas sajadah bumi, bawah mihrab langit-Mu
Dengan segenap ketulusan kuserahkan
Kegelisahan, pemberontakan dan kerinduanku

1996

Sumber: Nyanyian Tanah Air (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Padang Arafah" karya Saini KM adalah refleksi yang dalam tentang hubungan individu dengan Tuhan, yang digambarkan melalui metafora perjalanan spiritual ke Padang Arafah, tempat suci dalam agama Islam. Puisi ini mengeksplorasi dimensi-dimensi hubungan antara manusia dan Tuhan, serta ekspresi kesetiaan, pertentangan, dan kerinduan.

Pertemuan Tak Resmi dengan Tuhan: Penyair menyoroti bahwa pertemuan dengan Tuhan tidak selalu formal atau seremonial. Hubungan antara individu dan Tuhan seringkali terwujud dalam momen-momen kehidupan sehari-hari, di tempat-tempat yang sederhana dan dalam keheningan. Sajadah batu di tepi sungai atau tempat-tempat terpencil dapat menjadi tempat untuk berkomunikasi dengan Tuhan.

Perjalanan Spiritual yang Individualistik: Penyair menekankan bahwa perjalanan menuju Tuhan adalah perjalanan individual. Meskipun ada tradisi dan ritual yang mapan, hubungan pribadi dengan Tuhan terbentuk melalui pengalaman personal dan refleksi pribadi. Jalur ke rumah Tuhan sering kali merupakan jalan yang ditempuh sendiri, di tengah keheningan dan kebersamaan dengan Tuhan.

Pengorbanan dan Penyerahan di Padang Arafah: Padang Arafah, sebagai simbol kesucian dan pengorbanan dalam agama Islam, menjadi tempat di mana penyair menyerahkan segala kegelisahan, pemberontakan, dan kerinduannya kepada Tuhan. Tempat ini menjadi medan bagi kesucian batin dan penyerahan diri yang penuh ketulusan.

Keintiman dalam Kerinduan: Puisi ini menciptakan atmosfer keintiman dalam kerinduan akan Tuhan. Penyair menyampaikan rasa kerinduannya secara jujur dan tulus, mengungkapkan bahwa hubungan dengan Tuhan tidaklah selalu mulus, namun penuh dengan pertentangan dan kerinduan yang mendalam.

Simbolisme Mihrab Langit: Mihrab langit menjadi simbol keagungan Tuhan dan tempat yang paling suci dalam kepercayaan Islam. Dengan menyerahkan diri di bawah mihrab langit, penyair menggambarkan ketulusan dan penghormatan yang mendalam terhadap Tuhan.

Secara keseluruhan, puisi "Di Padang Arafah" adalah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual yang intim dan penuh pengorbanan, serta hubungan yang dalam antara individu dengan Tuhan.

Puisi Saini KM
Puisi: Di Padang Arafah
Karya: Saini KM

Biodata Saini KM:
  • Nama lengkap Saini KM adalah Saini Karnamisastra.
  • Saini KM lahir pada tanggal 16 Juni 1938 di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa Barat.
  • Saini KM dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.